5 Tips Menulis Narasi Yang Tidak Akan Berhenti Dibaca

 

Menulis sebuah esai narasi adalah bakat penting untuk penelitian lapangan. Daripada menuangkan segalanya untuk pembaca, sajikan pengalaman Anda dan biarkan mereka menarik kesimpulan sendiri. Esai narasi membentuk poin dengan menuntun pembaca secara perlahan, bukan menyuguhkan esai retoris. Berikut ini tips menulis narasi yang baik.

1.  Kejelasan. Kata-kata yang kompleks dan sintaksis adalah hambatan untuk menghasilkan kejelasan dan ini harus dihindari. Gagasan harus secara jelas terdistribusikan baik melalui kalimat dan paragraf.

Contoh: Walaupun saya tidak pernah balapan sebelumnya, saya sangat bersemangat untuk melihat mereka, namun juga agak gugup, karena tipe orang yang pergi ke sana. Improvisasi: Saya belum pernah ke pacuan kuda. Saya sangat bersemangat untuk pergi ke sana, tapi juga agak sedikit gugup, karena saya tidak yakin dengan orang-orang yang berada di pacuan tersebut.

2.  Tidak perlu menjelaskan masing-masing dan setiap gerakan Anda sendiri.

Contoh: Saat aku berjalan menuju pintu, aku berbalik dan melihat TV. Aku memandang sekeliling dan melihat poster di dinding. Saat aku melangkah lagi aku melihat semua orang menonton SM*SH.

Improvisasi: Aku langsung memperhatikan poster di dinding, meskipun pasang mata lain fokus pada TV yang menyiarkan SM*SH.

3.  Hindari narasi orang kedua. Bagian penting dari esai narasi adalah kenyataan bahwa penulis mengalami kejadian yang terdeskripsikan.

Contoh: Ketika Anda menuju pintu, Anda akan berbalik dan melihat TV. Anda melihat sekeliling dan melihat poster di dinding. Ketika Anda melangkah lagi, Anda melihat semua orang menonton SM*SH.

Menulis dengan bentuk kalimat yang menggambarkan waktu saat ini juga bagus.

4.  Untuk membuat pembaca tertarik, pilihan kata dinamis adalah kuncinya. Hindari yang terdengar terlalu klinis. Gunakan bahasa gaul, idiom, dan tidak menggunakan kalimat pidato. Hindari konstruksi pasif.

Contoh: Saya disuguhi serangkaian foto yang tidak menyenangkan dimana banyak korban yang ditampilkan setelah kecelakaan mobil.

Improvisasi: Mereka menunjukkan saya sebuah buku yang berisi gambar-gambar mengerikan dari orang-orang yang mengalami kecelakaan mobil.

5.  Batasan referensi

Memasukkan kutipan dalam teks mungkin memang direkomendasikan, tetapi dalam sebuah esai narasi, ini bisa mengganggu. Masukkan saja dalam bagian akhir seperti daftar pustaka.

Contoh: Ketika saya pertama kali melihat para penggemar komik melompat-lompat, saya pikir, “Tuhan, betapa manusia menjadi bodoh” (Gaiman 1989). Saya kemudian belajar mengapa mereka melakukan ini.

Improvisasi: Para penggemar melompat-lompat. Ketika pertama kali saya melihat ini, saya bertanya-tanya apa yang mereka lakukan dan pikiran saya menuju pada kutipan dari Shakespeare yang Neil Gaiman gunakan.”Tuhan, betapa manusia menjadi bodoh”. Namun, saya melihat dengan seksama dan ternyata sebuah perusahaan sedang melempar barang dengan cuma-cuma dan para penggemar ingin mendapatkan itu.

Narasi adalah alat retorika tajam, karena memungkinkan pembaca menarik kesimpulan mereka sendiri, tetapi jangan sampai terperangkap dengan menghilangkan efektivitasnya. Dengan menghindari kesalahan ini, Anda dapat secara halus memandu pembaca ke arah yang Anda inginkan.

Apakah Anda memiliki tips lain? Jangan sungkan untuk berbagi. Silahkan tulis pendapat Anda pada kolom di bawah ini.