8 Tips Jitu Pivot Bisnis Dari Perusahaan Kelas Dunia

Di dunia startup, istilah Pivoting atau–dalam terjemahan kasarnya–berubah haluan merupakan istilah yang sangat akrab ditemui. Pivoting seringkali merupakan keadaan ketika rancangan awal bisnis Anda dianggap kurang berhasil dan efektif apalagi menguntungkan, kemudian Anda sebagai CEO dan tim Anda mengubah haluan ke rencana B. Saat Anda membaca artikel ini, kejadian semacam itu sedang terjadi di sebuah perusahaan startup di suatu tempat.

shutterstock_131772284a-1500x1000-500x333

 

Pivoting mungkin bukanlah sebuah fase yang menyenangkan, akan tetapi itu bukan berarti harus dihadapi dengan putus asa. Boleh jadi, masa-masa itu merupakan momen terbaik bagi Anda untuk membayangkan kembali bisnis Anda dengan menata aset, pegawai, pelanggan dan masalah mereka, dan juga peluang lainnya guna bergerak ke jalur bisnis yang lebih tepat. Bisnis dapat berhasil bahkan bukan berangkat dari ide awal bisnis itu sendiri. Seringkali, seorang pemimpin harus juga menjadi seorang pemimpi yang mampu berpikir tanpa batas dan diluar kebiasaan untuk meraih kesempatan baru dan menumbuhkan keuntungan bisnisnya.

Berikut adalah 8 kisah business pivoting dari berbagai perusahaan populer beserta tips yang bisa diekstrak dari kisah-kisah tersebut:

1. Twitter: Beri Waktu untuk Ide, Jangan Takut untuk Berubah Total

Twitter-e1431412596148

Siapa yang menyangka kalau tempat di mana setiap manusia dapat ‘berkicau’ apapun di dunia maya, Twitter, dahulu bernama Odeo. Odeo pada awalnya merupakan tempat di mana setiap orang dapat mencari atau berlangganan podcast. Namun, sang CEO mulai merasa khawatir ketika iTunes mulai mendominasi arus penyaluran podcast. Akhirnya, setiap karyawan Odeo diberi waktu selama dua minggu untuk memikirkan ide mengubah arah bisnis Odeo secara total, hingga akhirnya munculah ide status-updating micro-blogging yang kini kita kenal dengan Twitter dari dua pegawai Odeo bernama Jack Dorsey dan Biz Stone.

Selain terkenal sebagai status-updating micro-blogging yang sukses, Twitter masih terus berkembang hingga saat ini. Terbukti dari berita terbaru yang mengabarkan bahwa kini Twitter sudah menyediakan fitur untuk memasang iklan bagi user yang ingin mempromosikan produknya. Tak mau kalah dengan FB, Twitter juga ingin meraup keuntungan lebih sekaligus memberikan kemudahan bagi para pemilik brand untuk mempromosikan bisnisnya.

 

2. PayPal: Terkadang Hanya Menata Ulang yang Diperlukan

PayPal-e1431412634548

PayPal merupakan perusahaan yang berfokus kepada sistem pembayaran, akan tetapi sebenarnya perusahaan ini telah mengalami banyak penataan ulang dalam bisnisnya. Di tahun 1999, Paypal masih bernama Confinity yang bisnisnya berfokus pada pembayaran elektronik melalui PDA (awal mula smartphone). Namun, setelah bergabung dengan X.com, sebuah perusahaan jasa keuangan yang didirikan oleh Elon Musk, perusahaan ini memiliki potensi yang lebih luas dan menyeluruh dalam hal sistem pembayaran praktis. Keberanian Confinity untuk menata ulang bisnisnya ketika menjadi PayPal berbuah manis setelah eBay mengakuisisinya.

 

3. Starbucks: Penting Mengeksplor Ide Awal Bisnis dalam Bentuk Lain

Starbucks-e1431412687603

Benar. Warung kopi tonggak gaya hidup kelas menengah yang harganya cukup menguras dompet itu dahulu tidak menyajikan kopi seperti sekarang. Sang CEO, Howard Schulz di tahun 1971, awalnya hanya menjual pembuat Espresso dan biji kopi. Namun, setelah ia mengunjungi Italia di tahun 1983, ia berpikir untuk menjelajahi kembali ide awal bisnisnya dengan tidak hanya menjual biji kopi, tapi juga membuat warung kopi bergaya Eropa yang faktanya hingga saat ini masih menjadi sensasi.

 

4. Instagram: Mengurangi Boleh Jadi Adalah Solusi

instagram-e1431412715765

Siapa yang tidak tahu Instagram? Aplikasi edit foto yang praktis digunakan melalui perangkat pintar yang masih menjadi sensasi hingga kini telah melalui banyak hal. Instagram dahulu bernama Burbn yang merupakan aplikasi untuk check-in plus bermain game seperti Mafia Wars dan memiliki elemen foto juga. Seiring berjalannya waktu, pencipta Burbn—saat itu—memiliki kekhawatiran jika dengan terlalu banyaknya fitur Burbn akan menimbulkan kekacauan dan semakin tidak memiliki daya tarik nantinya. Akhirnya, diambilah risiko untuk hanya berfokus kepada satu fitur, yaitu foto. Mereka membangun ulang versi dari aplikasi itu hingga lahirlah Instagram yang praktis, simple, dan sensasional  hingga hari ini. Siapa yang akan menyangka dengan mengubah haluan bisnis, Instagram kini digunakan brand ternama di dunia untuk meningkatkan penjualannya melalui Instagram.

 

5. Flickr: Fokus Pada Aspek Terbaik yang Dimiliki

Flickr-e1431413298785

Dahulu, Flickr merupakan sebuah permainan online bernama Game Neverending, di mana para pemainnya dapat menjelajahi sebuah peta digital, berinteraksi dengan pemain lain juga melakukan transaksi jual beli barang. Di dalam permainan itu juga memiliki fitur berbagi foto, yang ternyata menjadi fitur paling populer pada game itu dalam perjalanannya. Melihat peluang di sana, akhirnya diputuskan untuk pivoting bisnis dan berfokus pada aspek berbagi foto. Perusahaan melakukan berbagai usaha untuk mempopulerkan fitur berbagi foto itu dan lahirlah Flickr yang akhirnya menjadi salah satu pembelian terbaik Yahoo! pada tahun 2005.

 

6. Avon: Observasi Peluang dari Pelanggan Anda

Avon-e1431413524408

Avon merupakan salah satu brand alat kecantikan terkenal di dunia. Namun, percaya atau tidak, David. H McConnell, pendiri Avon, pada awalanya berbisnis berkeliling menjual buku dan parfum. Pada suatu hari ia mengambil kesimpulan dari observasinya bahwa kebanyakan pelanggan wanita yang ia temui lebih tertarik dengan sample parfum gratis yang ia tawarkan daripada buku yang ia dagangkan. Akhirnya, ia mengambil keputusan yang berani dengan mengubah haluan bisnisnya dengan merekrut banyak wanita untuk menjadi marketer produk parfumnya dengan keyakinan bahwa hanya wanita yang dapat menjual produk itu ke sesamanya lebih baik daripada pria (Anda lihat saja tagline perusahaannya).

 

7. Wrigley: Kekuatan Mungkin Ada di Produk Sampingan

Wrigley-e1431414045970

Mirip seperti kisah brand Avon Wrigley, salah satu brand permen karet tersukses di dunia, tidak langsung menyadari bahwa sebuah permen karet bisa bernilai seberharga seperti sekarang ini. William Wrigley Jr. baru menyadari nilai ekonomis permen karet ketika ia yang merupakan penjual sabun dan baking powder di tahun 1890 berinisiatif untuk memberikan permen karet gratis kepada pelanggan yang membeli produknya itu. Permen karet itu ia beli dengan uangnya sendiri, dan hingga suatu saat ia memutuskan untuk mengubah haluan bisnisnya dengan membuat permen karet sendiri dengan brand yang ia ciptakan sendiri pula seperti Juicy Fruit, Spearmint dan Doublemint. Hingga hari ini, dari permen karet saja Wrigley dapat menghasilkan miliaran dollar setiap tahunnya dan merupakan salah satu brand terkuat dalam sejarah bisnis Amerika Serikat.

 

8. Hewlett-Packard: Jangan Takut untuk Berubah Lebih dari Sekali

HP-e1431414074412

Hewlett-Packard atau HP sudah sering berubah haluan bisnisnya semenjak tahun 1947 yang mulanya hanya perusahaan engineering. Kemudian HP mulai memproduksi barang-barang seperti radio, generator sinyal dan beragam produk elektronik lainnya. Hingga pada tahun 1968, HP memperkenalkan produk personal computer atau PC pertama dalam skala yang besar. Namun, ternyata kesuksesan tidak langsung diraih hingga tahun 90an. Di tahun itu HP hanya berfokus pada produksi PC dan memisahkan prosuksi produk elektronik lainnya di perusahaan lain. Mengakhiri banyaknya perubahan haluan, HP meraih sukses hingga kini dengan berfokus pada PC dan aksesoris komputer seperti printer dan scanner.

 

To improve is to change; to be perfect is to change often” – Winston Churchill

 

 

Pada akhirnya, mesti disadari bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan, dan ketika itu hendak terjadi pada startup Anda, ingatlah kembali kisah-kisah business pivoting, tips beharga di atas dan juga gunakan jasa konsultasi bisnis professional sehingga Anda dapat meraih kesempatan yang lebih baik. Masih takut dengan perubahan?