Apa Yang Saya Pelajari Setelah Mengirim 3000+ Cold Email?

Apa Yang Saya Pelajari Setelah Mengirim 3000+ Cold Email?

Beberapa hari lalu, saya menemukan status seorang digital marketer di LinkedIn tentang ulasan cold email yang saya lakukan. Menurutnya, headline yang saya tulis membuatnya auto fokus dan ingin membuka email itu.

Apa Yang Saya Pelajari Setelah Mengirim 3000+ Cold Email?

Jujur, kaget. Namun ini membuat saya lebih semangat untuk pelajari strategi cold email. Nah, di artikel ini, saya akan jelaskan apa saja yang sudah dilakukan setelah saya mengirimkan 3.000+ email.

Banyak yang beranggapan kalau cold email itu spam. Kenapa? Karena kita mengirim email ke orang-orang yang belum dikenal.

Supaya tidak dianggap spam, saya sudah siapkan tips ampuh untuk Anda tempuh demi hasilkan backlink berkualitas!

1. Membuat Subjek Email Yang Tajam

Sekeren apapun isi emailnya, tidak akan berguna jika subjek emailnya tidak menarik.

Subjek merupakan kesan pertama dan ini adalah hal pertama yang dilihat oleh penerima email. Jadi sepantasnya, Anda harus buat subjek yang singkat, padat, dan jelas.

Berikut ini saya berikan beberapa subjek email yang pernah saya buat sebelumnya:

  • “Partnership with Sribu.com
  • “Apresiasi dari Sribu.com”
  • “Dari penggemar website xxx”
  • “Ingin Berkontribusi Untuk xxx”
  • “Maksimalkan SEO Website, Solusi Marketing di Tengah Pandemi”
  • “[Nama website] + Sribu.com = Collab Opportunity?”

Setelah beberapa kali uji coba, subjek ke-6 sukses menghasilkan Open Rate terbaik!

Kenapa demikian?

Karena subjek ini memiliki beberapa unsur, antara lain:

  • Menyebutkan nama website audiens. Hal ini dianggap kita sebagai pengirim benar-benar mengenal si penerima email.
  • Menyebutkan siapa kita. Tanpa perlu membuka isi email, penerima sudah tahu siapa pengirimnya (dari segi brand, nama, ataupun website).
  • Mengandung pertanyaan. Di sini saya to-the-point menanyakan ke penerima tujuan utama email yang dikirimkan.

Subjek email yang hebat memiliki kekuatan untuk meningkatkan Open Rate. Namun, Anda tetap harus lakukan Uji A/B testing untuk dapatkan subjek yang sesuai dan bisa hasilkan Open Rate yang tinggi.

2. Tambahkan Foto Profil ke Gmail

Meskipun terlihat sederhana, dengan menambahkan foto profil dalam email membuat kita lebih terpercaya dan terkesan profesional. 

Saya tahu hal ini terkesan aneh namun percayalah saya melihat email tanpa foto profil dan akan mengangapnya sebagai spam.

Apa Yang Saya Pelajari Setelah Mengirim 3000+ Cold Email?

Terutama jika target audiens email Anda menggunakan handphone untuk membuka email. 

Perhatikan gambar diatas, Anda akan terlihat berbeda jika menggunakan foto profile dari pada yang lainnya bukan?

Sebelum menggunakan foto profil saya hanya mendapatkan 24% open rate, namun setelah menggunakan foto profil terjadi perubahan open rate menjadi 33% 

3. Gunakan Personalisasi di Baris Pertama Email

Audiens Anda juga menerima cold email dari orang lain, bukan hanya dari diri Anda saja. Sehingga buatlah email yang berbeda dan menonjol.

Salah satu caranya adalah buatlah mereka percaya bahwa Anda berusaha keras untuk membuat email tersebut. 

Bagaimana caranya?

Kenyataannya, sebagian besar pembaca Anda muak dengan email template yang sama. Sebagian besar dari mereka hanya mempromosikan bisnis mereka sendiri. 

Buatlah baris pertama pada email semenarik mungkin, bahkan yakinkan mereka bahwa Anda benar benar mengenal mereka. 

Gambar tersebut menunjukkan salah satu bentuk email yang pernah saya buat. Di sana saya memberikan pujian dan juga menunjukkan bahwa saya sorang pembaca dari web mereka. 

4. Jangan Bertele-tele

Saya pernah mendapatkan email yang menawarkan kelas webinar, namun dalam email tersebut memperkenalkan diri terlalu panjang, bahkan menjelaskan siapa saja client mereka atau lebih parahnya mereka menjelaskan bagaimana awal mula perusahaan mereka terbentuk. 

Menurut saya hal ini sangat panjang dan membuat pembaca bosan bahkan kehilangan maksud inti dari email tersebut. 

Buat isi email tanpa basa basi. Dalam isi email cukup perkenalkan diri seperlunya dan apa yang Anda tawarkan untuk mereka. Apa yang ditawarkan disini bukan hanya promosi produk saja, namun apa yang bisa diberikan kepada mereka

Dua point yang perlu Anda ingat saat mengirim pesan:

  • Tulislah mengapa pembaca membutuhkan Anda dan mengapa Anda cocok untuk mereka.
  • Tulis email dalam bahasa sederhana. Email Anda harus mudah dibaca dan di pahami. Bahkan seorang siswa kelas 5 SD dapat dengan mudah memahami apa yang Anda inginkan dari email tersebut.

Sebuah Respon Lebih Baik Daripada ‘Tidak Ada Respon’

Sebelum memulai cold email Anda harus memahami bahwa tingkat respon untuk cold email jauh lebih sedikit dari pada email kampanye biasanya.

Mendapatkan sebuah tanggapan yang mengatakan “tidak” lebih baik daripada tidak mendapatkan tanggapan sama sekali.

Jika pembaca Anda merespon dan mengatakan “tidak” itu lebih baik karena:

  • Anda akan tahu bahwa dia tidak setuju dengan penawaran Anda. Sehingga tidak perlu melakukan tindak lanjut berikutnya.
  • Jika Anda mendapatkan jawaban “Tidak” investasikan waktu Anda ke arah lain atau mencari kontak email lainnya.

Penutup

Strategi marketing cold email merupakan strategi yang ampuh dan kami harap Anda dapat menggunakannya semaksimal mungkin. Strategi cold email dapat digunakan dengan menyesuaikan produk atau brand Anda. tergantung dari jenis produk dan tujuan dari cold email tersebut.