3 Cara Menulis Artikel Ala Sribu: Untuk Manusia, Bukan Mesin

ilustrasi cara menulis artikel
Foto oleh Vlada Karpovich

Cara menulis artikel yang bisa meningkatkan traffic melalui SEO (Search Engine Optimization/optimasi mesin pencari) sebenarnya terbilang cukup tricky.

Di satu sisi, Anda bisa coba mengikuti pedoman yang dipercaya “manjur” dari pakar-pakar SEO di dunia maya.

Tapi..

Biasanya pakar-pakar ini sendiri menyarankan hal-hal berbeda yang justru akan membuat Anda bingung.

Misalnya, pakar A mengatakan minimum jumlah kata ada di angka 1,500, tapi pakar B berkata 1,000.

A berkata bahwa jumlah spesifik keyword (frasa kunci) yang dianjurkan adalah 5, tapi B berkata bahwa jumlah ini tidak perlu diperhatikan (minimal 1).

Jadi siapa yang benar?

PRIORITASKAN MENULIS UNTUK MANUSIA

Pertama-tama, Anda harus pahami bahwa pedoman-pedoman yang beredar di internet tidak ada yang bersifat 100% akurat.

Ini karena situs mesin pencari (dalam kasus ini, Google) tidak pernah memberikan sebuah guideline yang bersifat spesifik, dan kriteria-kriteria ini pun selalu mengalami perubahan setiap beberapa bulan sekali (lihat log-nya di sini).

Ini bisa menghasilkan beberapa isu:

  1. Metode yang sama belum tentu bisa memberikan hasil serupa untuk situs Anda
  2. Kriteria yang outdated (sudah tidak sesuai dengan kriteria saat ini), dan
  3. Metode bisa sama dengan situs lain, yang artinya hanya akan membawa situs Anda ke tingkat yang sama dengan kompetitor, bukan lebih baik
Woman Working in Home Office
Foto oleh Ivan Samkov di Pexels

Tidak sedikit juga artikel-artikel cara menulis artikel SEO lebih menganjurkan untuk mengutamakan kriteria seperti jumlah karakter, jumlah gambar, headings, frasa kunci, dan lainnya.

Walaupun ini bukan strategi yang sepenuhnya salah..

Metode ini lebih mementingkan “persyaratan” dibanding ketergunaannya untuk para pembaca.

Meski memiliki peringkat yang bagus di mesin pencari, tentu akan percuma jika audiens & calon konsumen langsung keluar dari situs karena tidak menyukai kontennya, kan?

Bahkan, Google sendiri pun mengatakan bahwa konten harus mendahulukan ketergunaan & manfaatnya untuk audiens jika ingin memiliki peringkat yang bagus di halaman mesin pencari.

artikel cara menulis artikel SEO dari Google
Info pembaruan konten yang bermanfaat dari Google, Agustus 2022

Jadi — sebelum masuk ke “resep” ala Sribu — hal pertama yang harus menjadi catatan penting adalah:

Buat konten yang akan disukai oleh manusia, bukan mesin.

CARA MENULIS ARTIKEL ALA SRIBU

Mungkin Anda bertanya, Kenapa saya harus mengikuti resep rahasia Sribu?

Jawabannya: karena strategi saya tak hanya mampu mendatangkan traffic ke situs, tapi juga mempertahankan retensi perhatian pengunjung.

Bahkan ketika memperhitungkan juga beberapa halaman artikel yang peringkatnya tidak berada di “puncak” mesin pencari, metrik average time on page (rata-rata waktu yang pengunjung habiskan di situs) dan pages per sessions (halaman per sesi) di konten-konten yang saya tulis terbilang memuaskan:

Blog sribu pages per session and average session duration metrics from google analytics
Data pages/sessions & average session duration saya selama tahun 2022

Pada masa di mana rata rata retensi perhatian (attention span) manusia hanya ada di kisaran 8.25 detik, konten saya bisa membuat pengunjung stay di Blog Sribu selama 8 menit.

Itu pun belum mempertimbangkan minat baca masyarakat yang saat ini sebenarnya terbilang kecil.

Selain itu, rata-rata halaman yang dikunjungi dalam satu sesi melalui tulisan saya pun cukup tinggi di angka 4.79 halaman.

Artinya, strategi saya sudah berhasil memenuhi kriteria “berguna untuk pembaca” yang diminta oleh Google.

Ini akan berimbas pada peringkat Blog Sribu — beserta halaman-halaman artikelnya — yang bisa meraih peringkat tinggi di mesin pencari!

Oke langsung saja, inilah beberapa tips cara menulis artikel ala Sribu:

1. Pilih Topik Yang Sedang Hangat Dibicarakan

Topik yang sedang hangat adalah sesuatu yang selalu secara aktif dicari oleh masyarakat.

Tapi.. kami bukan situs berita.

Kami tidak hanya melaporkan apa yang terjadi.

Kami menganalisis topik-topik tersebut dari segi dan perspektif pebisnis, sehingga ada ilmu baru yang bisa dipelajari ketika membaca.

Beberapa artikel kami yang menggunakan strategi ini:

Artikel saya tentang HAKI di Blog Sribu
  • Mengikuti Arus Minuman Luber; dipublikasikan ketika kasus “minuman luber” salah satu restoran cepat saji viral, isinya menganalisis cara restoran tersebut menangani isu yang justru membuat brand mereka jadi lebih disukai oleh masyarakat
Artikel saya tentang kejadian viral “minuman luber” di Blog Sribu

2. Hindari Paragraf Panjang

Seperti yang saya bilang sebelumnya: minat baca masyarakat saat ini terbilang kecil.

Oleh karena itu, ketika melihat sebuah artikel dengan paragraf seperti contoh ini:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut aliquam purus sit amet luctus venenatis. Semper eget duis at tellus. Sit amet nulla facilisi morbi tempus iaculis urna. Ac turpis egestas maecenas pharetra convallis posuere.

Pengunjung situs akan merasa terintimidasi dengan padatnya kata-kata yang tertulis.

Ketika merasa seperti ini, tentu mereka akan jadi malas membaca dan bisa jadi memilih untuk keluar dari situs Anda.

Tapi, jika kita buat contoh di atas jadi hanya 1-2 kalimat penuh per paragraf:

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Ut aliquam purus sit amet luctus venenatis. Semper eget duis at tellus.

Sit amet nulla facilisi morbi tempus iaculis urna.

Ac turpis egestas maecenas pharetra convallis posuere.

Konten jadi terlihat lebih lengang.

Secara psikologis, ini akan membuat pengunjung percaya bahwa konten bisa dikonsumsi secara lebih mudah.

Perasaan ini tentu akan membuat mereka lebih tertarik untuk membaca dan bisa memahami pembahasan secara lebih baik.

3. Jumlah Kata

Oke, supaya tidak terjadi kesalah-pahaman, jumlah kata yang saya rekomendasikan di sini adalah jumlah yang telah saya temukan paling efektif untuk retensi perhatian pembaca.

(Jika jumlah kata yang ingin Anda ketahui adalah untuk keperluan SEO, kami hanya sarankan jumlah minimal yaitu 300 kata)

Berdasarkan pengalaman saya, jumlah kata yang paling optimal untuk menangkap fokus pembaca ada di sekitar 800 hingga 1200 kata.

Analisis YoastSEO di WordPress blog yang kami gunakan sebagai acuan kriteria SEO

Tapi..

Perlu dicatat bahwa angka di atas adalah jumlah optimal yang saya butuhkan untuk menjelaskan sebuah topik secara lebih detail.

Artinya, saran saya mengenai jumlah kata dalam artikel blog yang optimal adalah: seperlunya angka yang Anda butuhkan untuk menjelaskan pembahasan secara detail, jelas, dan akurat.

Hindari penjelasan bertele-tele.

Posisikan diri Anda sebagai pembaca, dan tanya: “apakah saya bisa memahami penjelasan ini?

Hal ini pun sangat tergantung dengan niche (kategori) topik tulisan Anda.

Untuk beberapa topik yang lebih teknikal, mungkin jumlah 800-1200 kata akan tidak cukup untuk pembahasan yang mendalam.

Intinya: jangan terlalu berpatokan kepada angka jumlah.

Gunakan kata yang cukup agar artikel bisa bermanfaat.

Tidak lebih dan tidak kurang.


Jika inti artikel ini ingin dirangkum ke dalam 1 kalimat, jawabannya adalah:

Utamakan menulis konten yang akan disukai pembaca, baru lakukan optimasi untuk mesin pencari.

Anda pasti pernah melihat sebuah artikel yang isinya seakan ditulis oleh robot.

Tidak memiliki “jiwa” dan secara gamblang dibuat hanya dengan tujuan memuaskan kriteria SEO.

Anda — sang penulis — adalah seorang manusia, dan karya tulis harus bisa mencerminkannya.

Ini akan memberikan Anda hasil yang bisa jadi lebih memuaskan, karena traffic yang didapatkan pun akan datang dari pengunjung yang high quality (sesuai dengan target, kemungkinan lebih besar untuk convert jadi klien, dsb.)

Coba jadikan metode kami sebagai cara menulis artikel Anda dan lihat sendiri hasilnya.

Raski Santika
Raski Santika adalah Business Growth Consultant & Blog Editor Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin bantu menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital dari berbagai kalangan untuk terus berkembang.