Ep 31: Teror “Diktator” Di Dunia Kerja Profesional

Selamat datang di episode SribuTalks ke-31.

Tekan tombol play di bawah atau klik di sini untuk memulai rekaman podcast. Kami juga sudah siapkan show note di bawah yang terdiri dari poin pembahasan Podcast kali ini.

Selamat mendengarkan!

1. Harga Ayam Di Singapura Meroket Hingga… Tidak Lazim!

Jaringan supermarket NTUC FairPrice mengklarifikasi bahwa foto sebungkus ayam seharga S$72,27 (Rp 750.000) dari tokonya berisi dua ayam kampung organik utuh.

FairPrice menambahkan bahwa harga ayam kampung organik tetap tidak berubah dari bulan sebelum larangan ekspor Malaysia.

Malaysia mengumumkan pada 23 Mei bahwa mereka akan menghentikan ekspor mulai 1 Juni hingga harga dan pasokan ayam stabil.

Ayam kampung organik dikenal lebih mahal daripada ayam rata-rata karena mereka diberi pakan organik dan diberi ruang untuk berkeliaran dengan bebas, lebih mahal bagi peternak yang memeliharanya.

2. Balik Kantor Atau Resign!!

Manusia sudah beradaptasi selama 2 tahun untuk remote working karena covid. Remote working terbukti bisa meningkatkan produktifitas, namun beda dengan yang Elon Musk katakan lewat email yang terkirim ke seluruh karyawannya:

Masuk kantor atau kau keluar dari Tesla!

Wah… Elon Musk diktator nih. Tidak bisa didiamkan. Atau… tidak?

Atau jangan-jangan seluruh CEO di dunia adalah seorang diktator?

Coba dengarkan podcast ini dan cermati tentang opini kami.

3. Seminggu Kerja 4 Hari? Bolehlah!

Lebih dari 3.300 pekerja di 70 perusahaan Inggris, mulai dari konsultan kecil hingga perusahaan keuangan besar, telah mulai bekerja selama empat hari seminggu tanpa kehilangan gaji dalam apa yang disebut penyelenggara program sebagai uji coba terbesar di dunia untuk minggu kerja yang lebih pendek.

Para peneliti akan menganalisis bagaimana karyawan menanggapi hari libur ekstra, mempelajari bidang-bidang seperti stres dan kelelahan, kepuasan kerja dan hidup, kesehatan, tidur, penggunaan energi, dan perjalanan.

Saat kita keluar dari pandemi, semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa batas baru persaingan adalah kualitas hidup, dan bahwa jam kerja yang dikurangi, berfokus pada hasil adalah sarana untuk memberi mereka keunggulan kompetitif.

Di Islandia, uji coba yang dijalankan oleh Dewan Kota Reykjavík dan pemerintah nasional akhirnya melibatkan lebih dari 2.500 pekerja, yang berjumlah sekitar 1% dari populasi pekerja Islandia.

Berbagai tempat kerja ambil bagian, termasuk prasekolah, kantor, penyedia layanan sosial, dan rumah sakit.

Para pekerja melaporkan bahwa mereka merasa kurang stres dan berisiko mengalami kelelahan, dan mengatakan kesehatan dan keseimbangan kehidupan kerja mereka telah membaik. Mereka juga dilaporkan memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga, melakukan hobi, dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Will Stronge, direktur penelitian di Otonomi, mengatakan: “Studi ini menunjukkan bahwa percobaan terbesar di dunia dari minggu kerja yang lebih pendek di sektor publik dengan semua ukuran sukses luar biasa!”

4. Potensi Inovasi Smartphone yang Bisa Mencium Bau

Di rumah dan di saku kita, ada barang elektronik yang bisa mendengar, melihat, dan merasakan sentuhan kita. Ponsel cerdas Anda mungkin melakukan ketiganya.

Tapi yang belum ada: teknologi yang bisa mencium.

Teknologi untuk membuat ponsel pintar yang bisa mencium bau mendekati kenyataan, kata Andreas Mershin, seorang ilmuwan riset dan penemu di MIT.

Idenya tidak harus membuat Siri memberi tahu Anda saat Anda perlu mandi (meskipun, itu bisa membantu bagi sebagian orang).

Ada misi kesehatan masyarakat yang lebih besar: Mereplikasi kemampuan deteksi penyakit anjing yang luar biasa dalam bentuk yang lebih portabel dan mudah diakses untuk membantu menandai penyakit berbahaya sejak dini.

Pada dasarnya, Mershin menggunakan pembelajaran mesin (suatu bentuk kecerdasan buatan) untuk membiarkan Nano-Nose menemukan caranya sendiri untuk mengenali bau. Menariknya, anjing pelacak penyakit juga dilatih seperti ini.

Mershin memaparkan Nano-Nose pada apa yang perlu disadari untuk pengujian, dan kemudian membiarkan Nano-Nose mengajari dirinya sendiri bagaimana mengenali bau.

5. Bisakah Suara Anda Mengungkapkan Apakah Anda Sedang Sakit?

Suara kita adalah hal yang luar biasa.

Suara kita bisa mengatakan lebih dari yang kita pikirkan.

Kita dapat menggunakannya untuk bernyanyi, berteriak, dan membisikkan hal-hal manis. Kita juga bisa menggunakannya untuk mengaktifkan gadget.

Dan sekarang para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat mengungkapkan apakah kita sedang sakit.

Perusahaan rintisan AS bernama Canary Speech sedang mengembangkan cara menganalisis percakapan menggunakan pembelajaran mesin untuk menguji sejumlah penyakit neurologis dan kognitif.

Canary Speech mampu mengembangkan algoritme setelah memeriksa pola bicara pasien dengan kondisi tertentu, termasuk Alzheimer, demensia, dan Parkinson.

Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat sejumlah tanda-tanda baik pra dan pasca-diagnosis, termasuk jenis kata yang digunakan, ungkapan mereka, dan kualitas bicara secara keseluruhan.

Anda juga bisa ketik pertanyaan Anda di Google dan tambahkan Blog Sribu di akhir pertanyaan tersebut. Ini menunjukkan artikel terkait dari Blog Sribu, yang kualitasnya sudah tentu terjamin.