HRD: 7 Kesalahan Mematikan Dalam Rekrutmen

hrd 1

Sering muncul godaan untuk merekrut karyawan terlalu cepat. Padahal Anda tahu bahwa harus meluangkan waktu untuk mencari orang yang sempurna pada lowongan kerja IT maupun lainnya, namun di satu sisi juga perlu untuk mengisi suatu posisi dengan segera. Saat itulah menjadi terlalu mudah untuk mengubah kriteria perekrutan atau menurunkan standar jika tidak ada yang memenuhi.

Rekrutmen salah satu hal yang dapat meningkatkan kualitas atau menghancurkan sebuah tim, sehingga Anda harus selalu mempekerjakan orang-orang terbaik dan jangan pernah kompromi. Sayangnya, sebagian besar orang HRD tidak pernah dilatih untuk merekrut, mewawancara, dan menentukan kandidat terbaik. Untuk memastikan Anda memilih bakat terbaik, hindari tujuh kesalahan mematikan dalam perekrutan berikut ini.

1. Merekrut dengan mengambil jalan pintas.

Ini merupakan akar  dari “kejahatan perekrutan”. Merekrut orang yang tepat dapat menghabiskan waktu ber bulan-bulan, sementara itu Anda dihadapkan dengan tenggat waktu yang singkat dan kekosongan yang harus segera di isi. Jadi apa yang terjadi adalah Anda mengambil jalan pintas dan akhirnya merekrut calon yang biasa atau karena kenal dengan calon tersebut. Jika ingin membangun sebuah tim yang hebat, Anda perlu mengambil peran aktif dalam proses perekrutan. Fokus tanpa henti pada pencarian bakat dan memahami dengan baik bahwa perekrutan adalah tugas yang paling penting.

2. Memandang referensi dari karyawan secara berlebihan.

Sebuah referensi dari karyawan yang Anda percaya, yang mengerti budaya dan memiliki pengalaman bekerja dengan pelamar kerja tentunya sangat berharga. Namun jadikan itu sebagai referensi dan jangan terlalu menaruh harapan pada pelamar yang bersangkutan. Lakukan program untuk memperoleh referensi internal dan dekati setiap referensi karyawan dengan perlakuan khusus.

hrd 4

3. Abaikan masalah kecocokan

Semakin Anda menyukai calon karyawan (dan mereka menyukai Anda), semakin besar kemungkinan Anda akan kehilangan pandangan mengenai: Apakah mereka benar-benar cocok menempati suatu posisi? Apakah mereka benar-benar ingin total pada pekerjaan yang di amanatkan? Apakah mereka tertarik dengan perusahaan Anda? Calon dan perusahaan akan kehilangan semua pertanyaan yang bersifat meragukan jika kecocokan yang terjadi adalah sesuai.

4. Menilai pengalaman melebihi kecerdasan

HRD dan pewawancara sering fokus pada apakah calon karyawan memiliki pengalaman khusus yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Sebuah survei menemukan bahwa 47 persen dari pengusaha lebih memilih mempekerjakan kandidat yang sudah memegang jabatan yang sama dengan posisi yang diperlukan. Kecerdasan dipadukan dengan pengalaman adalah faktor yang lebih penting dalam menentukan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Lakukan wawancara untuk bisa menemukan karyawan yang sesuai dengan visi perusahaan. Evaluasi kandidat potensial dalam tiga bulan atau bahkan tiga tahun, bukan satu minggu pada pekerjaan.

hrd 5

5. Tertarik pada pembicara yang baik

Jika Anda telah melakukan banyak perekrutan, jangan hanya memandang karisma dan pesona para calon karyawan. Mereka membuat Anda merekrutnya, hanya untuk mengetahui bahwa kemudian mereka bekerja tidak sebaik cara bicaranya. Bila Anda tertarik pada orang yang omong besar, jangan berasumsi bahwa segala sesuatu yang lain membuat mereka cocok bekerja di perusahaan tersebut. Terus menggali rekam jejak prestasi mereka dan berhati-hati bahwa mereka memberi Anda bukti yang meyakinkan dan apa yang terdengar sangat hebat.

assistant career advice

6. Merekrut “kutu loncat”

Sulit untuk menentukan “kutu loncat”. Tiga perusahaan dalam tiga tahun? Enam perusahaan dalam 10 tahun? Kadang-kadang ada alasan yang baik untuk bekerja di suatu perusahaan dalam waktu singkat, tetapi jika Anda menemukan seseorang yang terus berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, biarkan perusahaan lain mempekerjakan mereka. Anda tidak dapat membangun sebuah perusahaan besar dengan orang-orang yang tidak bisa terikat. Carilah orang-orang yang telah menunjukkan loyalitas dan telah tumbuh dalam perusahaan-perusahaan selama beberapa tahun.

7. Jangan menganggap remeh pemeriksaan referensi

Sebagian besar perusahaan menganggap pemeriksaan referensi hanyalah sesuatu yang berlalu begitu saja. Terutama untuk referensi yang diberikan oleh calon karyawan, setelah keputusan untuk merekrut telah dibuat. Referensi calon karyawan dapat memberikan wawasan penting, dan meluangkan waktu untuk benar-benar memeriksa mereka sangatlah penting. Jika dilakukan dengan benar, bisa menjadi referensi bagian terakhir untuk bertahan dari perekrutan buruk. Lakukan “wawancara pada referensi” dengan mantan manajer mereka dan menggunakan jaringan Anda dan gunakan LinkedIn untuk menghubungi orang lain yang telah bekerja dengan mereka di masa lalu. Tanyakan pertanyaan yang paling penting, “Apakah Anda ingin mempekerjakan orang ini lagi?” Dan dengarkan dengan cermat respon mereka. Setiap karyawan sangat penting bagi keberhasilan perusahaan Anda. Jika dapat menghindari hal ini, Anda dapat merekrut dan mempekerjakan orang yang tepat untuk membangun sebuah organisasi yang besar.

Setiap karyawan yang bekerja mempunyai peran masing-masing. HRD harus bisa menilai apakah memang calon karyawan tersebut bisa memegang peranan itu dengan baik. Anda harus berhati-hati dalam mencari pengisi peran yang kosong, jangan sampai terjerumus pada tujuh hal di atas. Lakukan segala hal yang tepat untuk mengetahui karakter calon karyawan. Keputusan merekrut yang terlalu cepat tidak baik, tapi terlalu memilih juga tidak akan menghasilkan kandidat yang tepat.