Jatuh Hati Di Kesan Pertama, Pelanggan Balik Terkesima

Pernah ga sih kalian merasakan cinta pada pandangan pertama? 

Apapun yang doi lakukan, terlihat selalu sempurna.

Seperti saya yang sedang “demam” Lee Jong Suk oppa di drama Korea Big Mouth.

Akting oppa sangat melekat dengan karakter yang diperankan, yaitu sebagai seorang pengacara jenius.

Kesan pertama inilah yang membuat saya yakin bahwa semua film yang dibintanginya, pasti sebagus Big Mouth.

Jika pun ada yang kurang, saya pasti akan memaafkan.

Ternyata… cinta buta ini dikenal sebagai Halo Effect.

KESAN PERTAMA BISA JADI KESAN ABADI

Halo effect adalah kesan awal terhadap seseorang atau sesuatu, yang dapat memengaruhi persepsi individu secara keseluruhan.

Salah satu contoh paling populer adalah di dalam daya tariknya. 

Misalnya, saat bertemu dan berpapasan dengan seseorang yang berpakaian jas, kita akan menilai bahwa orang ini rapi dan memiliki pekerjaan yang bagus.

Tapi ternyata, orang ini sedang dalam perjalanan untuk pergi interview dan diwajibkan berpakaian rapi.

Banyak orang menganggap bahwa orang yang tampan pasti lebih cerdas, lebih sukses, dan lebih populer. 

Seperti kandidat politik yang lebih menarik cenderung dianggap lebih berpengetahuan, terlepas dari tingkat pendidikan mereka.

Kalau kata netizen, “Good looking menyelesaikan separuh masalah hidup”.

Nyatanya, “Good looking belum tentu good attitude, kan?”

Selain dalam daya tarik, halo effect juga berpengaruh dalam manajemen, desain, copywriting hingga periklanan. 

Sebenarnya dalam dunia marketing, halo effect sudah sering digunakan oleh brand.

Hal ini bertujuan untuk mengasosiasikan suatu produk dengan sesuatu atau seseorang yang menarik, sehingga dapat meningkatkan nilai produk tersebut.

Makanya, banyak brand yang jualan menggunakan endorsement artis atau influencer terkenal, untuk memikat konsumen lebih luas lagi.

Misalnya, saat pemilihan boyband BTS sebagai model BTS Meal McDonald’s.

Hal ini tentu didasari dengan kepopuleran 7 pemuda yang memiliki jumlah penggemar sangat banyak di dunia, termasuk Indonesia.

Masyarakat, khususnya Army (penggemar BTS), sangat antusias dan menanti kehadiran BTS Meal ini.

Walaupun faktanya, para Army hanya mengincar bungkus BTS Meal berwarna ungu dengan logo BTS, dan hal ini membuktikan bahwa halo effect berhasil terwujud.

Tak hanya itu, halo effect juga terjadi pada klub sepak bola.

Kita tahu bahwa suporter sepak bola sebanding hebohnya dengan BTS Army.

Momen ini pun dimanfaatkan oleh para klub sepak bola, untuk membuat mata uang kripto untuk para suporter yang disebut sebagai “Fan Token”.

Seperti pada umumnya, mata uang kripto bisa dijadikan alat investasi. 

Jika harga melambung, Anda dapat untung.

Para suporter yang membeli Fan Token akan dijanjikan berbagai hal seperti, duduk di driving seat selama pertandingan, hingga bisa memilih lagu ketika mencetak gol.

Meskipun kenyataannya, harga investasi terjun bebas dari harga pertama peluncuran, namun halo effect tetap terjadi.

Suporter tetaplah suporter. 

Mereka akan tetap mendukung dan memaafkan klub bola favoritnya, meskipun Fan Token anjlok.

Secara investasi memang merugi, namun Manchester City tetap di hati.

KETIKA DESAIN CANTIK TERCIPTA…

Tidak hanya artis cantik dan tampan saja yang bisa menciptakan halo effect, tetapi desain menarik dengan visual cantik juga dapat berperan.

Di zaman era serba digital, ternyata kesan pertama itu penting secara online.

Maka dari itu, tampilan desain mempengaruhi kesan tersebut.

Kesan ini akan mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap situs web, yang dimiliki oleh brand.

Tampilan desain akan membentuk opini tentang situs web, yang menentukan apakah konsumen menyukainya atau tidak, dan apakah mereka akan tetap tinggal atau pergi.

Misalnya, ketika Anda melihat homepage seperti ARNGREN.com:

Apakah Anda menyukai tampilan desainnya?

Anda pasti merasa tidak nyaman karena homepage-nya yang kurang profesional dan tidak menarik.

Efeknya, Anda tidak akan datang kembali melihat dan ini menciptakan kesan buruk terhadap situs web tersebut.

Bagaimana dengan homepage dari Pinterest di bawah ini?

Desain yang ditampilkan sangat menarik dan indah dipandang.

Memang, ukuran antar gambar memang tidak seragam, namun tetap termaafkan.

Karena Anda akan betah scrolling dan menemukan banyak inspirasi baru lewat situs Pinterest.

PERTAMA YANG MENGGODA

Salah satu cara mudah untuk memanfaatkan halo effect adalah dengan berkolaborasi bersama selebriti populer, untuk mempromosikan suatu produk. 

Walaupun begitu, masih ada cara tradisional mendapatkan halo effect, melalui kehadiran di media sosial secara berkala.

Kebiasaan ini dapat meningkatkan citra, jangkauan, dan visibilitas brand.

Buat konten semenarik mungkin agar terkesan dan tertarik membeli, sebab konsumen lebih sering melihat produk di sosial media.

Cara ini akan lebih fokus terhadap produk dan pengalaman pelanggan, sehingga bisa melibatkan perasaan dan pikiran konsumen.

Selain itu, menciptakan kesan pertama bisa juga menggunakan cara lain, seperti iklan.

Dari awal, L-Men membangun citra maskulin dan kebugaran. 

Produknya berhasil membuat orang percaya kalo L-Men bisa membantu badan menjadi lebih fit dan atletis.

Hasilnya, L-Men menjadi produk yang digandrungi ketika orang ingin memiliki badan yang bagus.

Di sisi yang sama, L-Men juga memberikan gaya komunikasi yang sesuai dalam iklannya.

Contohnya, seperti iklan L-Men menggunakan warna gelap pada tiap kemasan dan ditambah tagline “Trust Me, It Works”.

Walaupun ada beberapa orang yang mengalami efek samping sembelit, namun peminat L-Men tidak mempermasalahkannya. 

Kesan Pertama yang Manis

Bukan hanya melalui selebriti, iklan ataupun situs web untuk menimbulkan halo effect.

Memberikan pelayanan terbaik bisa menjadi salah satu cara untuk menciptakan efek tersebut, misalnya memiliki pegawai yang ramah dan profesional.

Hampir seluruh masyarakat tahu, bahwa pelayanan bank terbaik dimiliki oleh satpam bank BCA.

Mengapa bisa begitu?

Satpam adalah salah satu garda terdepan perusahaan dalam melayani nasabah, dan BCA menyadari hal itu.

Makanya, BCA memiliki pelatihan-pelatihan khusus untuk menjaga kualitas satpamnya.

Hal ini terlihat dari pelayanan satpam yang ramah, sopan dan profesional yang akhirnya membuat nasabah merasa nyaman dan dihargai.

Ini akan meningkatkan citra perusahaan.

Walaupun pernah ada kasus tabungan hilang, banyak orang tetap percaya bahwa bank BCA tetap terbaik, kan?

Kuncinya, first impression itu penting!

Kesan ini dimulai dari kualitas produk terbaik dan pelayanan yang profesional.

THE POWER OF BRAND

Selain publik figur yang tampan nan rupawan, ternyata brand sendiri bisa menjadi alat pemasaran juga untuk menimbulkan halo effect.

Misalnya pada brand Apple, ketika suatu produk berjalan dengan sangat baik, itu membuat katalog produk lainnya juga terlihat menarik.

Ketika merilis iPod, ada spekulasi pasar bahwa penjualan laptop Macbook juga akan meningkat karena kesuksesan iPod.

Ibaratnya, ada lingkaran cahaya yang terbentuk dan meluas di dalam brand.

Ini secara efektif memungkinkan perluasan penawaran produk.  

Contohnya, kesuksesan iPod Apple memungkinkan pengembangan produk lainnya seperti Apple Watch, iPhone, dan iPad. 

Jika produk berikutnya tidak berhasil, maka keberhasilan produk unggulan akan membantu mengimbangi kegagalan tersebut.

Perluasan brand ini membantu Apple untuk tetap menjadi raksasa teknologi yang dicintai, meskipun ada produk yang mengalami kegagalan. 

Seperti sampai saat ini, sangat sedikit orang yang ingat produk Apple yang flop, saking sudah terlanjur cinta butanya dengan Apple.

Berkat kesuksesan iPod, semuanya terasa begitu sempurna.

Bahkan, barang gagal seperti Air Power dan Apple Newton pun terlupakan begitu aja. 


Halo effect mempengaruhi keputusan dan penilaian konsumen terhadap produk brand.

Perusahaan mengejar efek ini karena dapat membentuk loyalitas pada brand dan menciptakan pelanggan setia yang berulang.

Perilaku ini juga dapat menjadikan brand sebagai pemimpin di industri mereka.

Namun, halo effect bisa menjadi pedang bermata dua.

Jika sebuah brand memiliki persepsi yang sangat positif, ini dapat meluas ke produk barunya hingga meningkatkan retensi dan loyalitas pelanggan. 

Namun jika tidak, citra brand yang buruk juga dapat diteruskan ke produk baru.

Jadi, gimana? Apakah sudah terpikir menggunakan halo effect untuk bisnis Anda?

Meika Azrita
Hai! Saya Meika, seorang content marketer dan penulis blog Sribu. Saya menulis konten-konten edukasi seputar marketing, branding, tips desain dan masih banyak lagi. Pepatah favorite saya, "Kegagalan adalah bukti bahwa kamu sedang mencoba." Semangat! 😁