Mere Exposure Effect: Jadi Cinta Karena Terbiasa

billboards decorating city buildings
Photo by Jose Francisco Fernandez Saura

Jika saya minta Anda menyebutkan 1 nama produk air mineral botolan, pasti jawaban pertama yang muncul ke pikiran Anda dimulai dengan huruf “A”.

Saya bisa tahu bukan karena saya memiliki skill seorang mentalist.

Beberapa brand memang sudah berhasil menjadi wajah industri karena masyarakat sangat familiar dengan nama brand tersebut.

Bahkan, seringkali kualitas tidak lagi jadi pertimbangan ketika masyarakat membeli produk mereka. Cukup dengan mendengar namanya saja, pembeli sudah percaya bahwa mereka tidak akan kecewa dengan transaksi yang dilakukan.

Hal ini terjadi karena adanya mere exposure effect (efek eksposur belaka), dan Anda bisa mempraktekkan prinsip ini supaya audiens lebih percaya kepada bisnis Anda.

FAMILIAR = TERPERCAYA

Mere exposure effect adalah sebuah fenomena psikologi dimana manusia akan memiliki kecenderungan untuk menyukai sesuatu, hanya karena mereka merasa familiar dengan hal tersebut (prinsip ini juga dikenal dengan sebutan efek familiaritas).

Para pakar psikologi berpendapat bahwa ada 3 hal yang membuat fenomena ini terjadi:

  1. Manusia adalah makhluk yang—sejatinya—malas. Ketika membutuhkan sebuah produk, mereka akan memilih produk yang lebih familiar daripada harus berpikir/menghabiskan waktu untuk mencari produk lain.
  2. Saat sudah familiar terhadap suatu hal, manusia akan menjadikan hal tersebut sebagai tolak ukur kualitas hal serupa. Artinya, secara tidak sadar mereka menempatkan hal tersebut sebagai “gold standard” (kualitas standar terbaik).
  3. Manusia adalah makhluk yang memiliki rutinitas/kebiasaan (creature of habit). Secara otomatis mereka akan memilih hal-hal yang sudah biasa dilakukan/digunakan, karena efisiensi dan kemudahan adalah poin yang paling utama.

Dalam dunia marketing, prinsip ini pun sudah sedari dulu diterapkan oleh beberapa brand terbesar di dunia untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada produknya.

Seperti yang dilakukan raksasa industri minuman soda, Coca-Cola:

coca cola vintage family advertisement
Iklan Coca-Cola dari tahun 1937
coca cola africa 2018 ad
Iklan Coca-Cola tahun 2018

PENERAPAN DALAM STRATEGI MARKETING

Ketika audiens melihat konten iklan yang Anda buat, kemungkinan mereka akan mengingat konten tersebut terbilang cukup kecil.

Setiap harinya mereka “dibombardir” oleh ribuan konten, sehingga mengidentifikasi sesuatu yang hanya mereka lihat satu kali akan menjadi lebih sulit.

Inilah alasan mengapa banyak marketer membuat jadwal rutin untuk meluncurkan konten/iklan. Mereka ingin produk dan brand terekspos ke masyarakat sesering mungkin (tanpa menjadi spam, tentunya).

Selain frekuensi dari konten itu sendiri, asosiasi terhadap hal yang Anda inginkan pun bisa dimunculkan oleh mere exposure effect.

Mari simak 2 contoh dari produsen instrumen gitar terbesar di dunia, Fender, di bawah ini:

fender guitars john mayer 2005 advertisement
Iklan gitar Fender dengan John Mayer
fender guitars stevie ray vaughan advertisement
Iklan gitar Fender dengan musisi blues legendaris, Stevie Ray Vaughan

Melalui iklannya, Fender selalu menggunakan musisi-musisi profesional yang sudah meraih kesuksesan sebagai model/talent.

Lama kelamaan audiens pun akan mendapat sugesti bahwa mereka memerlukan produk gitar Fender jika ingin meraih kesuksesan yang sama.

Selain itu, kepercayaan terhadap kualitas pun akan muncul karena audiens sering melihat bahwa produk Fender telah dipercaya oleh musisi-musisi tersebut sebagai “senjata” pilihannya.

Meskipun audiens belum pernah mencoba produk-produk Fender sama sekali, mereka bisa dibuat yakin akan kualitas tinggi yang diberikan hanya karena mereka sering melihat iklan-iklan serupa.

Dari contoh ini, bisa kita lihat bahwa konsistensi pun memiliki dampak yang besar terhadap pandangan audiens.

Pilih satu konsep, ide, atau value yang akan selalu Anda tekankan melalui konten (misal: produk jaket Anda selalu bisa membuat hangat ketika cuaca dingin), sehingga audiens akan secara otomatis menciptakan asosiasi terhadap produk dan brand Anda ketika mereka memikirkan konsep, ide, dan value tersebut.


Pepatah pun telah mengatakan bahwa “tak kenal maka tak sayang”.

Anda tentu akan sulit mendapatkan kepercayaan konsumen jika mereka tidak familiar dengan brand Anda.

Anggaplah tips penerapan strategi mere exposure effect ini sebagai proses Anda berkenalan dan mendekati sang dambaan hati.

Perlahan tapi pasti, perasaan pun akan timbul secara natural.

Berawal dari berkenalan, kemudian cari perhatian dan mengakrabkan diri, hingga akhirnya berhasil mendapatkan hati, dapatkan loyalitas dan cinta dari target yang Anda inginkan dengan selalu menghiasi kehidupannya sehari-hari.

Raski Santika
Raski Santika adalah Business Growth Consultant & Blog Editor Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin bantu menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital dari berbagai kalangan untuk terus berkembang.