Pernah Dengar “Otak Kera”? Sadar Atau Tidak, Anda Memilikinya

monkey mind illustration

Oke, hari ini harus fokus kejar deadline jam 5.

*perkencang ikat kepala*

Fokus, come on!

…..

….

*5 menit kemudian*

….

Kemaren sweater yang baru kumasukkan wishlist masih ada ga ya…

..

*cek handphone*


Fokus adalah sebuah hal yang dibutuhkan semua orang.

Bukan cuma untuk bekerja, fokus terhadap sebuah aktivitas, atau sebuah hubungan, bisa meningkatkan kebahagiaan mental Anda secara drastis.

Oleh karena itu, semua orang pasti merasa kesal ketika merasa kesulitan fokus.

Sweater sialan…

Ini  karena kita semua — sebagai spesies manusia — memiliki sesuatu yang disebut “Monkey Mind” (“Otak Kera”).

AKSI TANPA MAKSUD DAN TUJUAN, SEPERTI KERA?

Jika Anda pernah melihat kera di habitat alaminya, konsep ini pasti akan lebih mudah dipahami.

Kera sering bergerak… tanpa alasan.

Satu detik mereka diam sambil mengunyah sesuatu, detik kemudian mereka melompat-lompat seperti seorang manusia yang baru saja mendapatkan hadiah door prize.

Dalam sekejap, kera akan memfokuskan dirinya untuk melakukan sesuatu.

Namun, hal yang mereka fokuskan muncul secara tak terduga.

Random.

Inilah “Otak Kera”.

Berbeloknya pikiran kita yang seharusnya lurus, tanpa dipicu apapun dan muncul secara tiba-tiba.

Ketika Anda excited karena mengantisipasi rilis sebuah film baru, padahal seharusnya mengerjakan laporan yang ditunggu manager.

Ketika Anda ingat “si dia” padahal seharusnya memperhatikan presentasi yang sedang disampaikan.

Semua orang, memiliki otak kera.

AJAK PIKIRAN BERKOMPROMI

Risky traveler on stone above valley
Foto oleh Yogendra Singh di Pexels

Secara prakteknya, tentu banyak metode yang bisa dilakukan untuk membantu kendali fokus Anda.

Yoga, meditasi, bekerja sambil mendengarkan musik, bekerja di kafe langganan, dan masih banyak lagi.

Namun, Anda harus lebih dulu berdialog dengan diri sendiri.

Teman saya (seorang senior klub pecinta alam) mengaku hal terbaik yang didapatkan dari memanjat gunung adalah bagaimana ia memiliki waktu untuk berdialog dengan dirinya sendiri.

Tak ada yang mengerti Anda, sebaik diri Anda sendiri.

Pertanyaan terpenting yang harus Anda tanyakan adalah:

“Kenapa saya harus bisa fokus?”

Mungkin supaya deadline laporan pekerjaan bisa ditemui. Mungkin supaya laporan finansial penjualan tidak mengandung error.

Alasan memberi motivasi (atau bahkan, “insentif mental”) supaya otak bisa mengerahkan tenaga lebih dalam mengerjakan sesuatu.

Setiap orang memiliki cara unik untuk menenangkan pikiran.

Teman saya suka memanjat gunung, saya suka bermain dan menulis musik, Anda pasti memiliki metode yang berbeda.

Jawaban dari pertanyaan di atas akan membuat Anda lebih menikmati aktivitas-aktivitas tersebut.

Menikmati minat = Bahagia

Bahagia = Pikiran yang tenang

Pikiran yang tenang = tidak “bising” = “Otak kera” berkurang.


Tak ada yang suka merasa kehilangan “kontrol”.

Dan ini akan sering Anda rasakan jika pikiran bisa “melompat-lompat” tanpa bisa dihentikan.

Fokus adalah sebuah skill, yang artinya bisa Anda latih.

Yang bisa berkembang menjadi lebih baik.

Sebuah riset menunjukkan bahwa manusia memiliki 6000 hingga 50000 pikiran setiap harinya.

Mayoritas dari angka tersebut adalah pikiran yang “tidak penting”.

Yang mengalihkan perhatian Anda ketika seharusnya bisa fokus.

Mayoritas adalah bising “otak kera”.

Jadi, melatih fokus tidak bisa dianggap remeh.

Dedikasi, waktu, dan motivasi yang akan Anda butuhkan tidak akan berjumlah kecil.

Oleh karena itu, jangan berkecil hati jika Anda mengalami kegagalan.

Ingat:

Learning is a lifelong process.

Raski Santika
Raski Santika adalah Business Growth Consultant & Blog Editor Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin bantu menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital dari berbagai kalangan untuk terus berkembang.