Panduan Lengkap Belajar Strategi Content Marketing Bersama Sribu

strategi content marketing

Apakah strategi content marketing Anda saat ini sudah menghasilkan keuntungan? Atau malah sebaliknya?

Tahukah Anda?

Strategi content marketing merupakan salah satu ilmu penting dalam digital marketing yang harus Anda kuasai.

Kenapa harus dikuasai?

Karena strategi content marketing menentukan sukses atau tidaknya bisnis Anda.

Jika sudah menguasainya,  Anda pasti bisa membuat content yang sangat menguntungkan untuk situs web apa pun.


Apa itu Strategi Content Marketing?

Panduan Strategi Content Marketing

Sebelum membahas strategi content marketing, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu apa itu content marketing?

Content marketing adalah tindakan memiliki (bukan menyewa) media.

strategi content marketing

Kami tidak melakukannya karena sedang tren.

Kami menggunakan strategi content marketing dalam membuat konten karena hal itu dapat menghasilkan dampak yang terukur dan bernilai pada bisnis.

Sebelum melanjutkan, ada baiknya Anda menyingkirkan kesalahpahaman menyangkut strategi content marketing terlebih dahulu.

Adapun kesalahpahaman umum yang sering terjadi dalam memahami content marketing.

Membuat content marketing tidak sama dengan meluncurkan blog, mendapatkan banyak follower di social media, atau membuat meme viral. 

Itu salah.

Content marketing adalah tentang menjadi penerbit dan menciptakan konten yang memberikan hasil untuk bisnis. Itu sebabnya, diperlukan strategi content marketing yang tepat agar konten Anda berhasil.

Tahukah Anda?

Dulu, perusahaan membatasi diri dengan membuat iklan yang akan ditempatkan di sekitar konten, yang sebenarnya ingin dilihat orang.

Pikirkan cara kerja TV sebelum Netflix.

Anda rela menghabiskan waktu selama berjam – jam duduk menonton acara favorit Anda dan menahan iklan di antaranya.

Dalam model tersebut, perusahaan menyewa media (acara TV) untuk menampilkan kontennya.

Sekarang, pikirkan bagaimana perusahaan seperti GoPro menggunakan strategi content marketing untuk akun Instagram mereka:

strategi content marketing
GoPro tidak menyewa konten siapa pun untuk menarik perhatian target audiens mereka. GoPro memiliki konten yang ingin dilihat orang.

Itulah inti dari pembuatan strategi content marketing yang komprehensif.


Cara Menciptakan Strategi Content Marketing Yang Menguntungkan

4. Bab Strategy-Panduan Strategi Content Marketing

Dalam menciptakan content marketing campaign yang menguntungkan, diperlukan strategi yang bagus.

Namun, banyak orang mendekati content marketing hampir sebagai renungan.

Mereka akan berkata:

“Ya, saya akan membuat blog dan berjanji menulis sesuatu yang baru setiap minggu / bulan ”.

Ini adalah cara yang salah dalam strategi content marketing.

Ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan bahkan sebelum Anda memutuskan apakah akan memulai sebuah blog… belum lagi sebelum Anda mulai membuat konten apa pun.

Anda perlu melakukan semua pekerjaan itu dengan melakukan satu hal sederhana yang merupakan kunci strategi content marketing:

Kirimkan pesan yang tepat, kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan melalui channel yang tepat.

Berikut cara melakukannya:

  1. Dapatkan pemahaman mendalam tentang siapa target pelanggan Anda (termasuk minat, keinginan, dan kebutuhan mereka) — ini disebut menciptakan target persona
  2. Buat pesan sederhana untuk setiap target persona Anda di setiap tahapan funnel — ini disebut membuat proposisi nilai single minded (SMVP)
  3. Pilih format ideal untuk menyampaikan setiap pesan (ini bukan hanya tentang posting blog) — ini disebut memilih jenis konten Anda
  4. Buat konten yang ingin dikonsumsi orang DAN dapat membantu Anda mencapai tujuan bisnis — ini disebut membuat konten yang menarik perhatian (attention grabbing content)
  5. Pastikan target persona Anda benar-benar melihat dan mengonsumsi konten yang Anda buat — ini adalah langkah optimasi, distribusi, dan promosi

Selanjutnya, saya akan menjelaskan cara kerja masing-masing.


Target Persona: Pahami Siapa Pelanggan Ideal Anda

Sudahkah Anda menentukan siapa target persona Anda?

Perlu Anda ketahui target persona adalah representasi pelanggan ideal Anda.

Ini adalah kombinasi dari demografi (usia, jenis kelamin, bahasa, lokasi, dll.) dan psikografis (minat, keinginan, opini, nilai, dll.)

Sebagai contoh, target persona mungkin terlihat seperti ini:

Pada dasarnya, membuat target persona membantu Anda lebih memahami kepada siapa konten dipasarkan — lebih dari sekadar angka seperti pengunjung, pengguna, atau sales.

Bayangkan, jika Anda menulis konten iklan untuk bisnis alat perkemahan berdasarkan uraian berikut:

  • Deskripsi # 1: Pria berusia antara 20 dan 45 tahun, tinggal di Bandung, dan suka berkemah.
  • Deskripsi # 2: Joko, seorang pemilik bisnis berusia 40 tahun, ayah dari anak berusia 10 tahun, senang berkeliling Jawa dengan mobilnya berpindah dari satu tempat panjat tebing ke tempat berikutnya. Dia sangat khawatir dengan pemanasan global dan mencoba mengurangi jejak karbonnya sebanyak mungkin — beberapa hal telah dilakukan termasuk menjadi vegan, memasang panel surya di mobilnya, dan hanya membeli pakaian serat daur ulang.

Cukup jelas bukan, mana di antara deskripsi ini yang membuat pekerjaan Anda menjadi lebih mudah?

Perlu diperhatikan, strategi content marketing bukan hanya tentang membuat konten.

Penargetan iklan, partnership, pemilihan channel, budgeting, penentuan harga dan banyak keputusan lain menjadi lebih mudah setelah memiliki target persona.

Prosesnya, biasanya terlihat seperti ini:

1. TEMUKAN DATA DEMOGRAFI

Apa itu data demografi?

Data demografi adalah data spesifik seperti usia / jenis kelamin / pendapatan / pendidikan / wilayah yang bisa Anda dapatkan hampir di mana saja.

Jika Anda sudah memiliki beberapa traffic, Anda dapat menggunakan data Audiens Google Analytics untuk memulai.

Jika Anda belum memiliki traffic (dan bahkan jika Anda memilikinya), Facebook Audience Insight tool adalah sumber data demografis ideal.

Yang perlu Anda lakukan hanyalah memasukkan beberapa minat target audiens Anda:


Setelah mengumpulkan data demografis basic / dasar, sekarang saatnya beralih ke hal-hal yang lebih menarik.

2. TEMUKAN DATA PSIKOGRAFI

Apa itu data psikografis?

Perlu Anda ketahui banyak marketer melewatkan penelitian psikografis karena sulit (saya dulu juga melakukan ini.)

Ingat! Jangan lewatkan!

Data psikografis lebih sulit didapat daripada data demografis, tetapi juga jauh lebih menarik dan dapat ditindaklanjuti.

Data ini mencakup hal-hal seperti keinginan, pendapat, minat, tujuan, dan nilai.

Data demografis adalah hal yang benar-benar membedakan sekelompok orang dari penduduk lainnya.

Strategi content marketing Anda akan 10x lebih kuat jika melakukan ini.

Menurut pengalaman saya, cara terbaik mengumpulkan data psikografis adalah berbicara langsung dengan pelanggan ideal Anda.

Jika Anda sudah memiliki pelanggan, hubungi mereka dan jadwalkan wawancara telepon.

Jika belum, hal terbaik selanjutnya adalah menemukan orang yang menurut Anda cocok dengan pelanggan masa depan Anda dan berbicara kepada mereka.

Sebelum wawancara, persiapkan naskah wawancara yang membahas poin pain mereka, tujuan mereka, mengapa mereka mencari produk / layanan Anda, dan bagaimana produk / layanan Anda membantu mencapai tujuan mereka.

Selama proses wawancara, ingatlah:

  • Lakukan wawancara tentang mereka, bukan tentang produk Anda
  • Jangan mencoba menjual apapun, cobalah belajar sebanyak yang Anda bisa
  • Biarkan mereka tetap berbicara ketika Anda membuat catatan

Perhatikan ini.

Sebagai aturan praktis, Anda harus berhenti mewawancarai setelah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh orang yang diwawancarai sebelum mereka memberikan jawaban lengkap.

Ini akan terjadi lebih cepat dari yang Anda kira.

3. BANGUN TARGET PERSONA ANDA

Setelah mengumpulkan data demografis dan psikografis pelanggan Anda, langkah selanjutnya dalam strategi content marketing adalah membangun target persona Anda.

Saat menganalisis data, secara alami, Anda akan melihat tren dan kesamaan antara kelompok orang tertentu dalam sampel Anda.

Faktor-faktor umum inilah yang nantinya akan membantu Anda menentukan target persona.

Sebagai contoh, ketika kami melakukan penelitian tentang persona pelanggan, kami melihat tiga kelompok utama orang, yang kami klasifikasikan sebagai:

  • Pemilik agensi: Orang yang menawarkan digital marketing sebagai layanan kepada klien mereka dan menggunakan itu sebagai alat pelatihan untuk staf
  • Entrepreneur: Orang yang ingin belajar digital marketing untuk mengembangkan bisnisnya sendiri
  • In house marketer: Orang yang menjadi bagian tim marketing internal perusahaan dan ingin meningkatkan skill mereka

Inilah yang akhirnya akan menjadi target persona saya (bersama dengan deskripsi yang lebih rinci, tentunya).

Protip: Jangan membuat lebih dari 3 target persona jika ini adalah pertama kali Anda melakukannya! Ingatlah baik – baik strategi content marketing yang satu ini. 

Setelah mengetahui siapa target persona Anda nantinya, gunakan salah satu dari banyak template yang tersedia secara online, untuk mengatur semua informasi.

strategi content marketing

4. SHARE DAN TERUS IMPROVE (TWEAKING)

Langkah terakhir dari strategi content marketing adalah membagikan persona ini kepada seluruh tim marketing.

Informasi ini dapat membantu memberi informasi lebih banyak daripada konten And.

Rekan satu tim Anda akan berterima kasih untuk ini dan Anda akan membuat semua orang setuju dengan strategi content marketing pengiriman pesan Anda.

Selain itu, strategi content marketing dengan membagikan pembelajaran Anda akan memberi Anda masukan dari tim lain sehingga dapat membantu mengubah dan meningkatkan kepribadian yang telah Anda bangun.


Proposisi Nilai Single Minded: Menyusun Pesan Sederhana dan Fokus pada Konversi

Salah satu kunci membuat strategi content marketing yang mengkonversi adalah dengan memecah pesan produk Anda menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dipahami dan membawa pengguna melalui setiap tahap funnel.

Kami menyebutnya sebagai proposisi nilai single minded (SMVP).

Jangan bingung dengan proposisi nilai keseluruhan produk — yang merupakan pesan menyeluruh tentang mengapa produk / penawaran Anda menarik bagi target pelanggan Anda.

Proposisi nilai single minded hanyalah pesan yang dikirim target persona di setiap tahap funnel, yang mengarahkan mereka mengambil tindakan dan pindah ke tahap funnel berikutnya.

(Untuk penyegaran kembali tentang digital marketing funnel, cek panduan digital marketing funnel.)

Ok. Mari kita gunakan perusahaan transportasi online Lyft sebagai contoh.

Lyft adalah marketplace dua sisi, jadi kemungkinan besar memiliki persona khusus untuk pengendara (rider) dan pengemudi (driver), mirip seperti Go-Jek.

Masing-masing persona ini memiliki perjalanan yang berbeda dalam mempraktekkan funnel:

  • Pengendara (rider): Dari tidak mengetahui tentang Lyft, hingga menggunakannya secara teratur untuk berkeliling kota
  • Pengemudi (driver): Dari tidak mengetahui tentang Lyft, hingga mengantarkan pengguna Lyft untuk mendapatkan penghasilan paruh waktu atau penuh

Jadi SMVP Lyft mungkin terlihat seperti ini:

Seperti yang Anda lihat pada contoh di atas, SMVP adalah:

  • Sederhana dan mudah dimengerti
  • Khusus untuk setiap persona
  • Khusus untuk kebutuhan persona di setiap tahap funnel
  • Memimpin persona ke tahap funnel berikutnya

Dengan SMVP map, Lyft dengan mudah menentukan pesan untuk setiap upaya digital marketing mereka.

Apakah tujuan mereka menarik lebih banyak calon pengguna di NYC yang belum menggunakan transportasi online (alias top-of-the-funnel)?

Pesan tersirat dari Lyft bisa jadi tentang betapa sulitnya menemukan tempat parkir di NYC atau betapa menjengkelkannya saat jalur kereta bawah tanah atau pemberhentian tertentu ditutup.

Spoiler: Itulah yang Lyft lakukan.


Apakah Lyft ingin mengirim email campaign yang mengingatkan pengguna baru bahwa mereka dapat menggunakan Lyft selama liburan (alias bottom-of-the-funnel)?

Pesan Lyft hanyalah memesan tumpangan.


Sejauh ini, apakah Anda bisa melihat betapa mudahnya setelah mengetahui SVMP Anda?

Jika Anda memulai strategi content marketing, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tuliskan setiap target persona perusahaan Anda
  2. Gambar digital marketing funnel di samping setiap target persona (seperti pada contoh Lyft di atas)
  3. Uraikan perjalanan setiap persona dalam funnel menjadi langkah-langkah terpisah (yaitu apa yang mereka butuhkan, pikirkan, inginkan di setiap langkah?)
  4. Tulis pesan satu kalimat di setiap tahap funnel untuk mengkomunikasikan nilai produk Anda dalam konteks yang MEREKA inginkan / butuhkan / pikirkan

Jenis Konten: Memilih Media Terbaik untuk Pesan Anda

Sejauh ini, strategi content marketing yang sudah Anda lakukan adalah mengidentifikasi target persona Anda dan membuat proposisi nilai single minded untuk setiap perjalanan persona melalui funnel.

Sekarang, akan saya bahas bagaimana cara Anda menyampaikan pesan-pesan ini.

Jika Anda berpikir content marketing = posting blog, berarti Anda tidak memikirkannya secara universal.

Pada dasarnya, jenis konten yang berbeda, bekerja lebih baik untuk tahapan funnel yang berbeda …

… Dan ada banyak pilihan.

Di bagian top of funnel, Anda ingin menarik banyak audiens ke konten Anda.

Inilah beberapa contoh tipe konten yang berfungsi untuk tahap funnel:

  • Podcast
  • Iklan
  • Posting blog
  • Posting social media 
  • Video Youtube

Di middle of funnel, tujuan Anda adalah mengubah pengunjung menjadi leads dan membimbing mereka.

Beberapa contoh jenis konten yang berfungsi untuk bagian middle of channel meliputi:

  • Lead magnet atau barang unduhan (downloadables)
  • Posting blog
  • Email
  • Webinar
  • Uji coba gratis (free trial)
  • Kursus mini
  • Demo
  • Iklan (remarketing)

Di bagian bottom of funnel, tujuan Anda adalah mengubah lead menjadi pelanggan.

Berikut ini adalah beberapa contoh tipe konten yang berfungsi untuk bagian bottom of funnel:

  • Halaman penjualan (sales page)
  • Halaman testimonial
  • Halaman check out
  • Email
  • Iklan (remarketing)

Pada bagian retensi, monetisasi, dan konten love dalam tahap funnel, tujuan Anda adalah meningkatkan nilai umur pelanggan dan mendapatkan rujukan.

Beberapa tipe konten yang include dengan fungsi ini adalah:

  • Email
  • Formulir feedback
  • Wawancara pelanggan
  • Papan Peringkat (leaderboard)
  • Laporan penggunaan atau pelacakan kemajuan

Konten yang Menarik Perhatian: Membuat Hal-hal yang Sebenarnya Diinginkan Orang

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan content marketer dalam menerapkan strategi content marketing adalah melupakan cara orang mengonsumsi konten online.

Apakah Anda ingat?

Kapan terakhir kali Anda membaca seluruh artikel berita? Melihat 100% video YouTube? Melihat semua foto di feed Instagram Anda?

Apakah Anda biasanya fokus pada satu hal di satu waktu?

Atau, apakah Anda memiliki beberapa tab yang terbuka di browser Anda? Apakah Anda dengan cepat beralih di antara beberapa aplikasi ponsel? Atau, apakah Anda menggunakan ponsel saat menonton Netflix?

Dengan mengingat semua itu, Anda akan mendapatkan gambarannya.

Audiens online biasanya multitasker yang terus-menerus dibombardir dengan berbagai informasi.

Untuk orang-orang inilah, Anda perlu membuat konten.

Satu-satunya orang yang mungkin memberikan perhatian penuh pada konten Anda adalah ibu Anda… bahkan ibu Anda dalam hal ini, masih dalam kategori “mungkin”.

Ingat: Tujuan Anda adalah membuat konten yang ingin dikonsumsi orang.

Secara umum, strategi content marketing yang kami buat, menggunakan empat dasar untuk konten, yaitu:

  • Apakah itu membantu atau dapat ditindaklanjuti? Dapatkah audiens Anda mengambil informasi ini dan segera menerapkannya?

Satu perusahaan yang melakukan strategi content marketing dengan sangat baik adalah Scott’s Cheap Flights, sebuah perusahaan yang mengirimkan buletin harian dengan promo penerbangan murah.

Pertama, mereka hanya mengirimi saya penawaran untuk penerbangan dari wilayah atau bahkan bandara di dekat saya — karena saya tidak dapat benar-benar menindaklanjuti kesepakatan penerbangan dari negara-negara lain.

Kedua, email mereka bahkan menyertakan instruksi cara memesan tiket.

Perusahaan Scott’s Cheap Flights telah menerapkan strategi content marketing yang tepat sehingga hal itu bisa ditindaklanjuti semaksimal mungkin.

  • Apakah itu menarik? Apakah audiens Anda mendapatkan sesuatu yang baru dan berbeda dari jutaan konten yang sudah ada?

Ini adalah panduan strategi content marketing . Jika Anda mencari di Google “strategi content marketing”, inilah yang akan Anda dapatkan.

Kami bersaing dengan lebih dari 2 miliar hasil untuk topik ini.

Apa pun industri Anda, sangat mungkin setiap konten yang Anda buat menghadapi tingkat persaingan tersebut.

Jadi, tugas Anda adalah membuat strategi content marketing yang dapat bersaing dan berbeda dengan yang lain.

Bagaimana Anda membedakan diri Anda?

Sebagai permulaan, Anda bisa memiliki sesuatu yang menarik untuk dikatakan atau pandangan unik tentang topik tersebut.

Contoh yang bagus dari ini adalah Tim Ferriss — sebagian besar kontennya berfokus pada solusi yang tidak konvensional atau kontra-intuitif untuk suatu masalah.

Ketika kebanyakan orang berbicara tentang olahraga menurunkan berat badan, dia menulis posting blog ini:

Protip: Mencoba menjadi terlalu menarik hanya demi menjadi terkenal bisa menjadi bumerang. Jika Anda membuat konten clickbait, stop, hentikan. Internet tidak membutuhkan lebih banyak clickbait. Jika Anda menjanjikan sesuatu yang menarik, Anda perlu menyampaikannya.

  • Apakah itu menghibur? Apakah konten tersebut sesuatu yang akan dinikmati audiens Anda saat mereka mengkonsumsinya? Apakah mereka ingin membagikannya dengan orang lain?

Ini adalah elemen strategi content marketing yang ingin kami sertakan di semua konten kami.

Saat Anda menulis postingan blog tentang “cara membuat cappucino yang sempurna”, Anda tentu mengira Anda bersaing dengan konten “tutorial membuat cappucino” lainnya.

Pada kenyataannya, Anda bersaing dengan hal-hal seperti notifikasi social media, SMS dari teman atau keluarga, apa pun yang ada di TV, musik atau podcast yang diputar di background.

Ini bukan hanya pesaing Anda, semua orang menginginkan sebagian perhatian audiens Anda.

Itulah mengapa konten Anda bisa mendapatkan keuntungan dari hiburan.

Contoh ideal perusahaan yang membuat konten menghibur sekaligus menghasilkan keuntungan bisnis adalah Airbnb:

Airbnb menerbitkan fotografi indah, terkadang bersumber dan dikurasi dari pengguna sebenarnya Airbnb, yang menginspirasi pemirsanya untuk berkeliling dunia.

Ini adalah konten yang dinikmati audiens mereka DAN akan mengundang mereka tinggal di tempat-tempat yang terdaftar di platform mereka.

  • Apakah mudah mengkonsumsinya? Apakah konten disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dibaca, dilihat, atau didengarkan?

Ini adalah salah satu elemen yang paling dilupakan content marketer dalam membuat strategi content marketing.

Anda dapat mencapai setiap poin yang baru saja kami bahas: Buat konten yang paling dapat ditindaklanjuti, menarik, dan menghibur dalam sejarah dunia…

… Tetapi jika terlihat seperti ini:

Mungkin tidak akan banyak yang melihatnya.

Audiens online menghargai kenyamanan — jadi, Anda harus membuat konten Anda mudah dikonsumsi.

Contoh yang bagus dalam membuat konten yang mudah dikonsumsi adalah “Tasty” milik Buzzfeed:

Daripada membuat resep tertulis, Tasty sukses mengompresi resep panjang tersebut menjadi video pendek yang mudah diikuti.

Mungkin, itulah sebabnya lebih banyak orang melihat video resep Tasty daripada membaca buku resepnya.

Strategi content marketing yang digunakan ketika Anda membuat konten, sulit untuk mencapai keempat elemen dasar ini (dapat ditindaklanjuti, menarik, menghibur, dan mudah dikonsumsi) di setiap karya, tetapi Anda harus mencoba mendapatkan sebanyak mungkin 4 poin di atas setiap saat.

Optimasi, Distribusi, dan Promosi: Menampilkan Konten Anda di Depan Audiens Anda

Mari kita lakukan rekap singkat mengenai strategi content marketing.

Jika Anda sudah menyelesaikan prosesnya sejauh ini, berarti Anda:

  • Memiliki pemahaman yang mendalam tentang siapa pelanggan ideal Anda — alias target persona Anda
  • Memunculkan pesan sederhana untuk mengirim setiap target persona Anda di setiap tahap funnel — alias proposisi nilai single Anda
  • Memilih format yang tepat untuk menyampaikan pesan Anda bergantung pada tahapan funnel — alias jenis konten Anda
  • Membuat konten yang benar-benar ingin dikonsumsi orang — alias konten yang menarik perhatian

Langkah terakhir dalam strategi content marketing ini dapat membuat atau menghancurkan segalanya jika Anda tidak melakukannya dengan benar.

  • Menampilkan konten Anda di hadapan audiens — alias optimasi, distribusi, dan promosi

Anda pasti bisa menebak, apa langkah yang akan saya sampaikan selanjutnya.

Jika Anda tidak dapat membuat orang mengonsumsi konten Anda, konten Anda tidak akan membantu mencapai tujuan Anda.

Selama bertahun-tahun, saya telah bertemu banyak pembuat konten kelas dunia yang tidak menginvestasikan cukup upaya menampilkannya kepada orang yang tepat.

Untuk melakukan ini, Anda harus melakukan dua hal dengan sangat baik:

  1. Pilih satu atau lebih channel distribusi
  2. Optimalkan channel distribusi tersebut, sampai Anda menampilkan konten di depan audiens Anda

Sebagai contoh, jika Anda memutuskan mengarahkan traffic dari mesin telusur ke blog Anda, Anda perlu melakukan beberapa optimasi mesin telusur yang baik pada posting blog Anda.

Jika mengirim email campaign, Anda harus mengikuti praktik terbaik untuk segmentasi, personalisasi, baris subjek, waktu pengiriman, dan banyak variabel lainnya.

Langkah ini mengharuskan Anda mendapatkan pengetahuan kerja (working knowledge) tentang cara kerja setiap channel distribusi, itulah sebabnya, content marketer juga bisa disebut sebagai digital marketer.

Untuk memulai channel distribusi, lihat panduan strategi content marketing kami yang lain:


Metrik Strategi Content Marketing

5. Bab Stats-Panduan Strategi Content Marketing

Tidak ada metrik khusus yang berfungsi untuk setiap strategi content marketing, namun, sebagian besar metrik yang harus Anda lacak dapat diklasifikasikan sebagai:

  • Content metrics 
  • Business metrics

Content metrics akan bergantung pada jenis konten dan channel distribusi yang Anda pilih untuk konten Anda.

Berikut beberapa contohnya:

  • Untuk buletin email, ini bisa terbuka dan klik rate
  • Untuk postingan social media, ini bisa berupa jumlah like, comments, atau share (bagikan)

Content metrics adalah proxy yang baik untuk menguji seberapa efektif konten dalam melibatkan target audiens.

Di sisi lain, business metrics bergantung pada tahapan funnel di mana konten tersebut berada.

Sebagai contoh:

  • Untuk bagian top of funnel posting blog, ini bisa menjadi pengunjung baru atau traffic organik
  • Untuk bagian bottom of funnel halaman penjualan (sales page), ini bisa berupa penjualan/sales atau rasio konversi

Metrik ini memberitahu Anda jika konten tersebut benar-benar mencapai tujuannya yaitu untuk menggerakkan sebuah bisnis. Dengan kata lain,  strategi content marketing yang Anda gunakan berhasil mencapai tujuan.


Tools Terbaik Untuk Membuat Strategi Content Marketing

6. Bab PowerUps-Panduan Strategi Content Marketing

Setelah memiliki rencana permainan yang dapat membantu Anda menjadi ahli content marketing, sekarang saatnya menggunakan tool yang diperlukan untuk mulai menerapkan strategi content marketing.

Ada begitu banyak tool yang tersedia secara online untuk membantu Anda dengan strategi content marketing Anda. Kuncinya adalah, Anda harus benar – benar memahami cara kerjanya.

Content marketer harus mempelajari berbagai skill agar bisa efektif — tool yang akan Anda gunakan bervariasi tergantung pada channel dan jenis konten yang Anda buat.

Berikut adalah basic tool yang akan membantu Anda menjalankan strategi content marketing.

1. Content Creation & Copywriting Tool

Tool ini akan membantu Anda membuat konten sederhana, indah, dan berdampak:

  • Grammarly: Asisten menulis yang didukung AI untuk membantu Anda menulis dengan jelas dan tanpa kesalahan. Grammarly menawarkan ekstensi Chrome sederhana yang berfungsi dengan sebagian besar alat tulis. Klik di sini untuk cek Grammarly
  • Hemingway Editor: Aplikasi yang membantu Anda membuat tulisan berani dan mudah dimengerti. Hemingway menganalisis komposisi kalimat Anda, memberitahu Anda mana yang sulit dibaca, dan menyarankan cara memperbaikinya. Klik di sini untuk cek Hemingway Editor
  • CoSchedule’s Headline Analyzer: Tool sederhana yang menganalisis kekuatan berita utama (headline) Anda berdasarkan data tentang apa yang menghasilkan klik, engagement/keterlibatan, dan berbagi. Anda akan mendapatkan skor sederhana sehingga dapat membandingkan variasi headline yang berbeda. Klik di sini untuk cek CoSchedule’s Headline Analyzer
  • Sumo’s Headline Generator: Sumber inspirasi headline yang menginspirasi pembaca untuk mengklik dan ingin mempelajari lebih lanjut. Klik di sini untuk cek Sumo’s Headline Generator
  • Sribu.com: Jika Anda bukan seorang desainer, kami (Sribu.com) dapat membantu Anda dengan cepat menciptakan konten desain. Dengan pilihan lebih dari 30,000 freelancer profesional & terkurasi, memudahkan Anda untuk mendapat berbagai macam style desain sesuai dengan kebutuhan bisnis. Klik di sini untuk cek portfolio desain Sribu.com

2. Tool Content Ideation (Membuat Ide)

Menentukan strategi content marketing yang tepat sama pentingnya dengan benar-benar membuatnya. Tools ini akan membantu Anda membuatnya.

  • BuzzSumo: Membuat konten yang disukai orang, jauh lebih mudah setelah Anda tahu konten terpopuler yang sudah ada. BuzzSumo memudahkan mengetahui konten online mana yang telah dibagikan secara besar-besaran dan influencer mana yang telah membantu mencapainya. Klik di sini untuk cek BuzzSumo
  • ahrefs: meskipun secara teknis ini lebih merupakan SEO tool, kami senang menggunakan ahrefs untuk membuat keputusan berdasarkan data tentang konten kami dan untuk “memata-matai” pesaing kami serta mencari tahu konten mana yang bekerja dengan baik untuk mereka. Klik di sini untuk cek ahrefs

3. Project Management Tools

Menerapkan strategi content marketing melibatkan berbagai hal pada saat yang sama — apakah itu mengelola content calendar atau melacak tim penulis.

Anda dapat menggunakan Trello (yang biasa kami gunakan) atau Asana (yang saat ini kami gunakan) untuk menyelesaikan masalah ini.

  • Trello: Ini adalah project management tool sederhana yang bagus untuk kolaborasi tim. Bertatap muka yang sangat visual memudahkan untuk memvisualisasikan kemajuan project apa pun. Klik di sini untuk cek Trello
  • Asana: Tool yang sedikit lebih canggih dari Trello, Asana menawarkan banyak fitur project management tingkat lanjut. Kami menggunakannya tidak hanya untuk strategi content marketing, tetapi untuk mengelola semua campaign dan operasi perusahaan kami. Klik di sini untuk cek Asana

Ahlinya Strategi Content Marketing & Blog Yang Wajib Diikuti

Ada BANYAK konten yang bisa Anda gunakan dalam strategi content marketing di luar sana.

Ironisnya (tetapi tidak mengherankan), sebagian besar konten itu sangat buruk.

Berikut adalah beberapa orang dan perusahaan favorit dengan strategi content marketing ideal, serta dapat membuat konten yang benar-benar membantu Anda menjadi content marketer yang lebih baik.

  • JOANNA WIEBE

Joanna adalah pendiri Copy Hackers, blog copywriting untuk marketer. Dia telah membuat beberapa panduan dan tutorial favorit kami tentang konten yang berfokus pada konversi.

Follow Joanna di Twitter

  • NAT ELIASON

Nat berspesialisasi dalam content marketing yang berfokus pada SEO dan secara konsisten menulis panduan bermanfaat tentang bagaimana perusahaannya, Mesin Pertumbuhan, membuat konten yang mendorong traffic organik dalam jumlah besar.

Cek blog Growth Machine

  • BENJI HYAM

Benji adalah pendiri Grow & Convert, content marketing agensi. Jabatannya berkisar dari aspek content marketing yang sangat strategis untuk studi kasus implementasi yang sangat spesifik.

Check blog Benji

  • BUZZSUMO BLOG

Kami telah menyebutkan BuzzSumo di bagian tool dalam panduan ini. BuzzSumo seringkali memanfaatkan kecerdasan tool mereka sendiri untuk berbagi kiat dan strategi content marketing berdasarkan data untuk meningkatkan konten Anda.

Cek blog BuzzSumo

  • SUMO BLOG

Rekomendasi ini sedikit berlebihan. Namun demikian, bukan hanya blog content marketing, Sumo memiliki beberapa content marketer terbaik di dunia. Kami senang mengikuti apa yang mereka lakukan dan menerbitkannya untuk mendapatkan ide strategi content marketing kami sendiri.

Cek blog Sumo


Menjadi Content Marketer Kelas Dunia

Untuk menjadi content marketer kelas dunia, Anda harus memiliki strategi content marketing yang menarik dan berbeda sehingga dapat bersaing dengan ratusan bahkan ribuan content marketer di seluruh dunia.

Namun, ada beberapa kesalahan yang selalu saya lihat dilakukan oleh content marketer baru.

Ini dapat membuat Anda mundur atau memperlambat kemajuan Anda menjadi profesional content marketer.

Hindari kesalahan ini agar strategi content marketing Anda berjalan sesuai rencana.

Saya membuat panduan strategi content marketing ini agar Anda dapat menghindari perangkap di bawah.


Perangkap: Hindari Kesalahan Strategi Content Marketing Ini

Ada beberapa trap / perangkap yang selalu saya llihat dilakukan oleh content marketer baru.

Ini dapat membuat Anda mundur atau memperlambat kemajuan Anda menjadi profesional content marketer. Hindari trap / perangkap ini agar strategi content marketing Anda berjalan sesuai rencana.

1. METRIK VANITY

Vanity metrik adalah metrik yang membuat Anda merasa nyaman dengan diri-sendiri, tetapi tidak menghasilkan pertumbuhan bagi perusahaan.

Tahukah Anda?

Content marketing adalah salah satu bidang digital marketing di mana vanity metriknya  paling umum.

Beberapa vanity metrik yang umum mencakup share, like, follower, tampilan / traffic (tanpa konteks), atau seberapa banyak orang yang bukan target persona menyukai konten tersebut (termasuk CEO atau manajer Anda).

Jika Anda merasa ragu, tanyakan pada diri Anda: Apakah konten ini membantu bisnis? Atau hanya sesuatu yang mengganggu?

2. TERLALU BERLEBIHAN DALAM MELAKUKAN AUTOMASI

Percayalah, content marketing  adalah pekerjaan berat. Tidak ada jalan lain.

Begitu banyak pilihan strategi content marketing dan tool yang membuat berbagai tugas menjadi lebih mudah, tetapi mencoba mengotomatiskan terlalu banyak content marketing Anda biasanya akan berakhir buruk.

Hentikan kesalahan dalam strategi content marketing yang satu ini.

Sebagai contoh:

Beberapa orang mencoba mengotomatiskan penerbitan social media secara berlebihan hanya dengan mengirimkan pesan persis sama melalui setiap channel… tetapi jarang mendapatkan engagement apa pun.

Yang lain mencoba mengotomatiskan pembuatan ratusan halaman web dengan konten yang dihasilkan secara terprogram… ini disebut konten tipis (thin content) dan situs yang melakukannya terkena pembaruan oleh Google’s Panda algorithm update.

Berdasarkan pengalaman kami, agar berhasil dalam strategi content marketing, Anda harus benar-benar menginvestasikan waktu, tenaga, dan sumber daya ke dalamnya — jika Anda tidak ingin melakukannya, lebih baik Anda tidak melakukannya sama sekali.

3. SPRAY AND PRAY (LAKUKAN SAJA)

Ini adalah sebuah ungkapan yang mungkin merupakan kesalahan paling umum yang dilakukan pemula dalam strategi content marketing.

Spray and pray terjadi ketika Anda:

  1. Menginvestasikan banyak waktu dan upaya membuat banyak konten tetapi tidak mempunyai cukup waktu untuk mempromosikannya
  2. Mempublikasikan banyak konten tetapi tidak melacak metrik penting untuk mengetahui apa yang berhasil, apa yang tidak, dan bagaimana cara meningkatkannya di masa mendatang

Banyak content marketer berpegang teguh pada perencanaan strategi content marketing dan pembuatan konten — yang merupakan aspek paling menyenangkan bagi kebanyakan orang.

Ini merupakan strategi content marketing yang dilakukan content marketer terbaik dalam permainan menindaklanjuti dan melakukan pekerjaan yang tidak terlalu beresiko saat memastikan apakah konten yang dibuat menjangkau audiensnya.

Serta melacak dan menganalisis kinerja konten mereka.

4. PERSONA YANG SALAH

Saat Anda membuat konten, sangat mudah bersandar pada pembuatan konten yang Anda suka. Ini merupakan strategi content marketing yang salah.

Tidak apa-apa jika Anda menjalankan blog pribadi, channel YouTube, atau akun social media …

… Tetapi biasanya tidak terlalu membantu saat Anda membuat konten untuk bisnis.

Perlu diingat bahwa target persona bisnis kemungkinan tidak sama dengan Anda — Anda perlu membuat konten untuk mereka bukan untuk diri Anda sendiri.