11 Cara Membuat Infografis Dengan Pesan Promosi Tersembunyi

Website yang kaya bisa dilihat dari banyaknya konten yang ada di dalamnya. Bukan hanya dalam segi kuantitas, jenis konten yang beraneka macam juga akan menyulut keingintahuan lebih jauh. Pengunjung umumnya menyukai website-website seperti ini. Jadi, jika ingin website kalian dikunjungi atau sekedar ingin membantu audience lebih mudah memahami pesan yang ingin kalian sampaikan, cobalah untuk menyampaikan informasi tersebut dengan beberapa cara. Selain melalui artikel yang menarik, cobalah untuk membuat infografis.

Perpaduan antara gambar dan teks yang bisa dijumpai pada infografis membuatnya memiliki beberapa keunggulan yang biasa dijumpai pada konten gambar dan konten artikel.

Infografis menyampaikan informasi dengan cara yang lebih visual, satu hal yang sangat disukai oleh otak manusia.

Jadi dengan membuat infografis, lebih mudah bagi kalian untuk menarik perhatian audience bahkan mendorong mereka untuk melakukan satu hal tertentu.


Infografis harus bisa berbicara lebih banyak dibandingkan konten artikel. Namun di sisi lain juga harus mampu memberikan informasi lebih spesifik dibandingkan konten gambar. Untuk mencapai tujuan tersebut, butuh lebih dari sekedar desain infografis yang menarik secara visual. Konten di dalamnya juga harus diperhatikan. Agar infografis yang dibuat lebih efektif, kalian bisa menerapkan tips berikut ini.

 

1. Tentukan dan kenali audience

menentukan audience

Sebuah infografis tidak bisa merangkul semua jenis audience. Jadi sebelum mulai membuat infografis, tentukan terlebih dahulu siapa audience yang menjadi target. Ada beberapa pendekatan yang bisa kalian pilih untuk itu. Untuk tujuan bisnis, target audience sebaiknya ditentukan dari target pasar yang ingin kalian sasar. Siapa target pasar dari produk ataupun layanan yang akan kalian tawarkan nanti, itulah yang menjadi target audience dari infografis yang akan kalian buat.

Kenali juga audience kalian. Misalnya saja seperti informasi seperti apa yang mereka pedulikan dan mereka butuhkan, berapa rentang usia, karakter dan kebiasaan mereka. Berangkat dari sini, kalian bisa mengetahui desain infografis seperti apa yang sekiranya cocok.

 

2. Buat headline yang menarik

membuat headline yang menarik

Daya tarik utama dari infografis memang ada pada desain grafisnya. Meski demikian, kalian juga tidak boleh mengabaikan pentingnya headline saat membuat infografis. Headline inilah yang akan memberi informasi awal kepada pengguna tentang apa isi dari infografis tersebut. Jadi tanpa headline, audience tidak memiliki petunjuk atau bahkan alasan yang cukup untuk sekedar melihat infografis lebih jauh.

Headline harus relevan dengan isi. Buat juga headline agar terlihat menarik. Meski demikian, usahakan agar headline yang dibuat tidak terlalu panjang. Buatlah tetap singkat namun jelas.

 

3. Buat sesederhana mungkin

buatlah yang sederhana

Audience kalian menginginkan sesuatu yang sederhana dan mudah dipahami. Karena itu, buatlah desain infografis sesederhana mungkin. Infografis tidak sama dengan desain grafis. Infografis juga bukan karya seni. Jadi kalian tidak perlu membuatnya penuh warna dengan bentuk-bentuk rumit sebagai dekorasi. Bahkan sejujurnya, kalian tidak memerlukan banyak dekorasi untuk mempermanis infografis yang dibuat.

Warna sendiri sebenarnya hanya digunakan untuk mempertegas pesan yang ingin disampaikan. Karena itu, semakin sedikit warna yang digunakan akan semakin baik. Penggunaan warna yang terlalu banyak juga akan mengaburkan pesan yang ada di dalamnya. Selain itu, desain infografis yang clean dan minimalis juga lebih nyaman dipandang. Biasanya, jasa desain grafis paham dengan trik yang satu ini.

 

4. Fokus pada pesan yang ingin disampaikan

fokus pada pesan

Infografis pada dasarnya mirip seperti konten artikel. Hanya saja, konten infografis turut memasukkan unsur desain grafis untuk membuatnya terlihat lebih menarik dan mudah diserap. Fokus utama desain infografis tetap terletak pada data-data dan fakta yang ada di dalamnya. Karena itulah, kalian harus tetap fokus pada hal tersebut.

Agar pesan yang disampaikan lebih fokus, pilihlah satu topik dan fokus pada topik tersebut. Sertakan data-data yang mendukung. Gunakan permainan tipografi untuk memberi perhatian lebih pada data-data atau fakta-fakta tertentu. Permainan warna juga dilakukan untuk tujuan yang sama, yakni untuk membantu audience lebih fokus pada fakta yang kalian sajikan.


Butuh Jasa Desain Grafis Profesional untuk Membuat Infografis?

#JanganBikinSusah


5. Validasi data yang akan digunakan

validasi data yang digunakan

Agar fakta yang disajikan dalam infografis lebih meyakinkan, penggunaan data tidak boleh diabaikan. Meski demikian kalian juga tidak boleh asal menggunakan data yang kalian temukan. Validasi data tersebut. Akan lebih mudah lagi jika dari awal kalian mengumpulkan data tersebut dari sumber-sumber yang memang sudah teruji kredibilitasnya. Mengingat pentingnya data, pastikan untuk menambahkannya saat membuat infografis.

 

6. Tunjukkan secara visual

tunjukkan secara visual

Saat membuat infografis, tantangan yang kerap dihadapi adalah bagaimana cara menunjukkan fakta secara efektif. Penggunaan konten teks memang membantu menginformasikan data-data secara lebih spesifik. Akan tetapi jika terlalu banyak menggunakan teks, nilai dari infografis justru tidak ubahnya seperti konten artikel atau bahkan laporan.

Infografis pada dasarnya berusaha untuk memvisualisasikan fakta agar lebih mudah diterima. Teks hanya digunakan untuk menyampaikan data-data. Karena itu, visualisasikan fakta dan kuatkan dengan data dan teks. Ingat hal tersebut saat kalian membuat infografis.

 

7. Buat infografis nyaman dilihat

nyaman dilihat

Pemilihan warna, jenis hingga ukuran font harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai salah pilih hingga membuat infografis terlihat tidak nyaman dipandang atau bahkan menyulitkan audience untuk membaca data-data maupun fakta yang tertulis di dalamnya. Desain infografis harus selalu mempertimbangkan kenyamanan audience.

Dari segi warna, hindari penggunaan warna yang terlalu terang atau mencolok. Kalaupun ingin menggunakan warna-warna seperti ini, perhatikan kuantitasnya dan gunakan hanya untuk memberi highlight pada data-data tertentu. Jenis dan ukuran font juga sama. Hindari ukuran font yang terlalu kecil. Untuk memastikan apakah desain infografis yang dibuat sudah memenuhi syarat, kalian bisa memeriksanya dengan melihat kembali infografis yang sudah dibuat.

 

8. Atur panjang dan ukuran infografis

perhatikan ukuran infografis

Saat membuat infografis, seorang desainer biasanya akan mempertimbangkan banyak hal, termasuk ukuran dari infografis itu sendiri. Infografis yang baik tidak hanya mampu menyampaikan data-data dan fakta. Infografis tersebut juga mampu menyampaikannya dengan baik dan efektif.

Infografis yang terlalu panjang dan banyak membeberkan data dan fakta justru bisa membingungkan audience. Ini membuatnya tidak fokus hingga menurunkan efektivitasnya. Untuk itu, perhatikan panjang infografis yang dibuat. Pastikan tidak terlalu panjang. Begitu pula dari sisi ukuran. Untuk yang satu ini, desain infografis bisa disesuaikan dengan media yang digunakan.

 

9. Tambahkan white space

tambahkan white space

Infografis yang terlalu rapat pastinya tidak nyaman dipandang. Bukan hanya itu saja, data-data yang ada di dalamnya juga terlihat seperti tercampur. Untuk itu, tambahkan white space. Beri ruang agar antar komponen grafis tidak saling bertubrukan hingga mengaburkan fakta yang ingin disampaikan. Desain infografis seperti ini juga akan memudahkan audience dalam memahami pesan di dalamnya.

 

10. Sertakan sumber data

sertakan sumber data

Menyertakan sumber data pada sebuah infografis bukan hanya sebagai bentuk penghargaan atas jerih payah orang lain yang telah mengumpulkan data-data yang kalian gunakan. Menuliskan sumber juga membuat data yang kalian gunakan terlihat lebih valid dan bisa dipercaya. Akan lebih baik lagi jika data yang kalian ambil berasal dari sumber yang kredibel dan cukup dikenal oleh audience. Tingkat kepercayaan audience terhadap desain infografis yang kalian buat tentu akan meningkat.

 

11. Buat infografis mengalir secara alami

buatlah lebih mengalir

Infografis tidak hanya menyajikan data-data dan fakta. Fakta yang disampaikan hendaknya juga harus ditata agar lebih mengalir dan mudah dipahami. Proses membuat urutan fakta ini bisa dilakukan sebelum kalian mulai membuat infografis itu sendiri. Kalian bisa memulainya dengan membuat kerangka infografis. Cara ini akan lebih mudah diterapkan.

 

12. Tambahkan tombol Call to Action (CTA)

tambahkan call to action

Bagi kalian yang membuat infografis untuk tujuan promosi, memang cukup sulit untuk memasukkan unsur-unsur promosi ke dalamnya. Kalian tentu tidak bisa menyebutkan solusi yang hendak kalian tawarkan apalagi sampai menyebut merek di dalam infografis begitu saja. Meski demikian, masih ada satu cara yang bisa kalian pilih, yakni dengan menambahkan tombol Call to Action (CTA).

Tombol call to action bisa ditambahkan di bagian akhir infografis atau di luar desain infografis itu sendiri. Kalian bisa membuat call to action yang relevan dengan info yang kalian sajikan dalam infografis. Misalnya saja jika infografis tersebut berbicara tentang fakta seputar pengguna media sosial, kalian bisa membuat call to action yang mengarahkan audience tentang bagaimana cara memanfaatkan data-data tersebut.


Tips Membuat Call to Action (CTA)

Ada beberapa jenis call to action yang kerap digunakan untuk melengkapi desain infografis. Kalian bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan. Namun agar CTA yang dibuat lebih efektif, berikut tips membuatnya.

 

1. On screen call to action

on screen CTA

Jenis call to action yang satu ini sebenarnya cukup sederhana. Secara umum hanya ada 3 komponen utama yang digunakan, yakni logo atau tagline iklan perusahaan, tombol dan detail kontak. Namun untuk membuat CTA ini efektif, sebaiknya buat ending dari konten yang dibuat sebelumnya sedikit menggantung dan menggoda audience untuk mengetahui lebih jauh.

 

2. Single button

single button CTA

Call to action yang satu ini sangat sederhana dengan tombol CTA sebagai pusat perhatiannya. Karena itu, jenis CTA ini akan lebih efektif jika ditempatkan pada halaman website yang memiliki desain clean. Tombol bisa diletakkan setelah desain infografis. Akan tetapi, pastikan letaknya berada di tengah dan tambahkan sedikit tagline atau copywriting di bagian bawah. Tagline atau copywriting sebaiknya tidak lebih dari 3 kalimat.

 

3. Freebies opt-in

freebies opt-in CTA

Kalau kalian pernah melihat call to action dengan kolom email di atasnya, seperti itulah freebies opt-in. Jenis CTA yang satu ini mendorong audience untuk memasukkan alamat email atau nomor telepon ke kolom yang tersedia. Tujuannya jelas, yakni untuk mengumpulkan kontak yang bisa dikonversi menjadi leads.

Agar penerapan freebies opt-in lebih efektif, deskripsikan secara jelas mengenai apa yang akan diperoleh oleh subscriber atau orang-orang yang bersedia memberikan kontaknya. CTA ini sebaiknya juga diposisikan di sidebar atau pop-up. Dengan demikian, tidak sulit untuk mengadopsinya pada desain infografis.

 

4. Premium trial

premium trial CTA

Sesuai dengan namanya, call to action yang satu ini dibuat untuk memikat audience dengan cara menawarkan program trial. Premium trial sendiri cocok untuk memasarkan produk seperti software ataupun e-book. Namun jika kalian tertarik untuk menggunakannya pada desain infografis, jangan lupa untuk menyebutkan batas waktu trial dan kelebihan versi premium jika dibandingkan dengan versi gratis.


Ragu dengan Kualitas Kami? Bingung Berapa Harga Jasa Kami?

#JanganBikinSusah


Apapun jenis call to action yang kalian pilih, jangan lupa untuk mengujinya terlebih dahulu. Tidak ada salahnya jika kalian mencoba semua jenis CTA di atas. Jika sudah menemukan CTA yang paling efektif, kalian bisa mempertahankannya bahkan menggunakannya kembali pada desain infografis berikutnya.