Wejangan Untuk Konten Kreator, Dari Para Pemancing Ikan

Fishing Rods on Fence
Foto oleh Kaique Rocha di Pexels

Di ujung jalan perumahan saya ada sebuah kolam pemancingan umum untuk warga.

Walaupun tidak hobi memancing, saya seringkali mampir untuk mencari udara segar, mencari inspirasi topik menulis, ataupun sekedar bercengkrama dengan teman-teman di sana.

Topik yang paling sering muncul ketika saya dan teman mengobrol—tentunya—adalah segala sesuatu tentang memancing ikan.

Setelah mendengar kian banyak tips-tips memancing, otak marketer saya menyadari sesuatu..

Strategi memancing ikan bisa diterapkan juga untuk “memancing” audiens konten!

Supaya lebih jelas, mari coba gunakan perumpamaan di bawah ini:

  • Umpan adalah konten,
  • Ikan adalah audiens,
  • Pemancing adalah konten kreator, dan
  • Kolam pemancingan adalah media sosial/platform konten.

Strategi memancing yang bisa Anda terapkan dalam berkonten antara lain:

1. Umpan Harus Menarik Perhatian, Bukan Mengejar

Ketika kita melempar umpan tepat ke hadapan ikan, mereka akan merasa takut dan justru kabur.

Oleh karena itu, strategi terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan umpan di posisi yang akan dilalui ketika ikan merasa lapar.

Prinsipnya sama dengan membuat konten:

  • Jika Anda hanya “melempar” konten ke hadapan audiens tanpa alasan yang jelas, mereka justru akan merasa jengkel.
  • Jika mereka secara aktif mencari dan membutuhkan konten Anda, mereka pasti akan lebih tertarik untuk berinteraksi!

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu apa yang audiens butuhkan.

Ini bisa terwujud dalam bentuk solusi untuk masalah, hiburan yang relevan dengan tren, tips yang bisa membantu, dll.

Setelah mengetahui kebutuhan audiens, Anda kini bisa membuat konten yang secara alami akan lebih menarik perhatian!

Kemudian, pertimbangkan juga aspek-aspek “penempatan” konten yang Anda yakini bisa memberi hasil optimal.

Mulai dari waktu upload, channel media sosial yang dipilih, tagar (hashtags), deskripsi konten (caption), hingga judul konten.

Pastikan bahwa “umpan” Anda berada di titik yang tepat, supaya “ikan” bisa menemukan ketika mereka membutuhkannya.

2. Kualitas Umpan > Jumlah Umpan

Person in Gray Jacket Holding Clear Plastic Container
 Foto oleh cottonbro di Pexels

“Lempar tarik umpan tiap jam percuma Ki kalo umpannya emang jelek, ikan tetep ga akan nyaut!”, ujar salah satu teman saya.

Ia menambahkan, terlalu sering melempar umpan justru akan membuat ikan menyadari “kepalsuan” dan tujuan asli di baliknya.

Di media sosial, kita pasti pernah menemukan akun yang kelihatannya lebih fokus pada kuantitas konten.

Dalam satu hari, akun-akun itu mengupload 5 hingga 10 konten yang isinya itu-itu saja, misalnya.

Ketika melihat akun seperti ini, pasti kita merasa ilfeel dan malah terpikir untuk tidak lagi mengikuti konten-kontennya ke depan.

Ini karena tidak ada satupun orang yang suka ketika merasa diberi “spam“.

Jadi, alangkah baiknya Anda lebih fokus meningkatkan kualitas konten yang bisa memberikan dampak terbesar untuk audiens.

Sebagai tips tambahan, deadline (tenggat waktu) sangatlah membantu ketika Anda memikirkan kualitas konten.

Hal ini karena seringkali kreator tidak menyadari bahwa mereka menghabiskan waktu yang terlalu lama dalam tahap perencanaan, sehingga akhirnya kuantitas pun jadi korban (jangan lupa, konten pun bisa berjumlah terlalu sedikit)

Coba berikan diri Anda tenggat waktu 1 minggu untuk menyelesaikan konten.

Anda bisa membagi waktu tersebut menjadi: 3 hari untuk ide & perencanaan, 2 hari untuk produksi, dan 2 hari untuk meninjau ulang.

Jadwal ini akan membuat Anda bisa memiliki 4 konten berkualitas dalam 1 bulan.

Kualitas bisa maksimal, tanpa harus mengorbankan kuantitas.

3. Tidak Ada Hasil Yang Instan

Tidak ada pemancing yang bisa menentukan waktu rata-rata untuk berhasil mendapat ikan.

Yang pasti, mendapatkan hasil secara langsung adalah hal yang mustahil.

Begitu juga dengan konten. Mengharapkan hasil yang instan hanya akan membuat Anda merasa kecewa.

Setelah membuat konten berkualitas tinggi, Anda bisa lebih dulu fokus untuk memperluas jangkauan konten.

Jika konten sudah tersebar, yang perlu Anda lakukan berikutnya hanyalah menunggu.

Beri waktu minimal 1 minggu supaya performa konten bisa terlihat secara jelas.

Baik atau buruk, data performa yang Anda dapatkan dalam jangka waktu tersebut pun akan bermanfaat untuk konten-konten Anda selanjutnya.

Anda akan bisa mengetahui jenis konten yang lebih disukai, channel media sosial dengan peminat terbanyak, info demografis audiens, dsb.

Menunggu akan membuat Anda tetap mendapatkan hasil positif, terlepas dari performa konten.


Ilmu yang bermanfaat memang bisa datang dari sumber-sumber yang tak terduga.

Selalu buka mata jika Anda ingin berkembang menjadi seorang individu yang lebih baik.

Kembali ke topik di atas, baik pemancing ataupun konten kreator harus memiliki strategi yang kuat dan kesabaran jika ingin meraih hasil terbaik.

Siapkan “umpan” yang paling menggiurkan, beri waktu untuk bekerja, dan pasti “ember” Anda akan dipenuhi ikan pada akhirnya!

A Bucket of Fish
Foto oleh Sergey Filippov di Pexels
Raski Santika
Raski Santika adalah Business Growth Consultant & Blog Editor Sribu. Melalui tulisannya, ia ingin bantu menginspirasi, mengedukasi, serta membantu para pemilik usaha & talent freelancer digital dari berbagai kalangan untuk terus berkembang.