Personal Branding: 7 Tips Membangun Citra Diri yang Kuat

Personal branding telah menjadi penting setiap harinya. Setiap orang secara sadar dan tidak sadar melakukan personal branding terutama di dunia digital. Namun, tidak semua orang melakukan personal branding secara efektif. Artikel ini akan memberikan tips bagaimana membuat personal branding yang kuat.

Sebelum kita menuju tips membuat personal branding yang kuat, kita harus memahami terlebih dahulu definisi dari personal branding  dan juga pengertian dari branding itu sendiri. Bagi yang belum paham, Anda bisa meninjau ulang pengertian branding di sini!

Personal branding adalah kualitas-kualitas yang diasosiasikan kepada seseorang, misalnya kita bisa digambarkan sebagai sesorang yang introvert, ekstrovert, pemikir, karismatik, sederhana, rumit, santai, profesional, dan lain-lain. Personal branding juga membuat orang lain memprediksi bagaimana kita bereaksi terhadap siuasi yang menimpa kita.

Semua usaha personal branding seseorang dilakukan sendiri secara sadar dan terkonsep dengan jelas. Pada intinya, personal branding adalah kualitas-kualitas yang Anda proyeksikan untuk orang lain lihat atau pahami mengenai Anda.

Agar lebih terukur, Anda bisa memahami terlebih dahulu tingkat kedekatan dalam tentang bagaimana orang lain mengenal Anda melalui personal branding. Konsultan Branding dan Visual Communicator dari Solarex Imaging Chow Wei-Ming membaginya dalam lima tingkatan:

  • Tingkat Intim. Ketika keluarga dan sahabat mengetahui diri Anda secara sangat personal dari mulai kebiasaan, keanehan, kesukaan Anda. Tidak ada yang perlu disembunyikan dari mereka karena mereka telah mengenal baik dan buruknya Anda.
  • Tingkat Teman. Ketika teman yang Anda temui sehari-hari mengetahui Anda secara umum dari lingkungan kerja saja. Namun, mereka bukan sahabat yang dekat Anda, dan mereka berada di kalangan yang tidak eksklusif bagi Anda.
  • Tingkat Kenalan. Ketika orang yang Anda temui sekali atau dua kali di suatu acara mengetahui kualitas Anda di level permukaan saja. Mereka mungkin hanya melihat satu dari puluhan sisi diri Anda dan mereka biasanya hanya mengetahui diri Anda dari sumber lain atau secondary resource.
  • Tingkat Audiens. Sekelompok orang mengetahui Anda dari jauh, dari sumber-sumber lain (artikel yang Anda tulis atau mengenai Anda, desain yang Anda buat, foto yang Anda pamerkan, percakapan atau diskusi mengenai Anda), tapi Anda mungkin tidak mengenal mereka. Kelompok ini hanya mengenal Anda hampir hanya berbasis reputasi Anda.
  • Tingkat Orang Asing. Kelompok ini sama sekali tidak mengenal Anda dan mereka hanya menilai Anda 100% dari bagaimana Anda merepresentasikan diri pada mereka.

Tingkat kedekatan di atas menjadikan personal branding lebih strategis karena kita menjadi benar-benar tahu apa dan bagaimana mengkomunikasikan pesan personal branding kita ke kelompok tertentu.

Kelompok Kenalan, Audiens, dan Orang Asing adalah kelompok yang sangat potensial bagi Anda untuk memantapkan personal branding Anda maupun bisnis Anda.

Personal branding adalah sesuatu yang bisa Anda rencanakan dan kendalikan. Sementara itu, semua orang pasti memiliki penilaian mengenai diri Anda maupun bisnis Anda. Dan, hal ini akan erat kaitannya dengan reputasi seseorang atau sebuah perusahaan.

Jika Anda tidak peduli terhadap hal tersebut, maka silakan memberikan kekuasaan penuh bagi siapapun untuk menilai personal brand Anda. Namun, ini adalah hal yang sebenarnya bisa dikendalikan arahnya, mengapa tidak Anda berusaha membentuknya sesuai dengan visi pribadi?

Ingatlah bahwa orang lebih nyaman berbisnis atau berinteraksi dengan orang yang mereka tahu, suka, atau percaya. Jika orang tidak memiliki persepsi mengenai Anda, akan sulit mereka untuk menyukai apalgi memepercayai Anda sehingga mereka pun akan berpikir dua kali untuk berbisnis dengan Anda.

Berikut adalah tujuh tips untuk membuat personal branding yang kuat.

1. Tentukan Tujuan Personal Branding

“Apa tujuan Anda ingin dikenal orang lain?”

Sebelum melangkah lebih jauh dengan personal branding, Anda harus dapat menjawab pertayaan yang esensial tersebut.

Harus. Jika Anda tidak mau atau gagal menjawab pertanyaan tersebut, maka kita tidak perlu berdiskusi lebih jauh lagi.

Tentukan tujuan atau goals personal branding Anda. Tujuan atau goals harus bersifat jangka panjang, ambisius, dan spesifik, misalnya:

  • Menjadi figur yang menjadi referensi atau top of mind di segala hal yang berhubungan dengan kerajinan tangan dari kertas
  • Menjadi pembicara dari satu event disrupsi ekonomi ke event lain
  • Dikenal sebagai ahli di bidang kecantikan

Meidina Suci Kania adalah seorang influencer untuk gaya hidup dan kecantikan. Personal brand-nya kaniadachlan memiliki nama yang berbeda dengan nama aslinya. Namun, semua hal di dalam akun, website, blog, YouTube, semua menyajikan personality dan wajahnya.

personal branding

Ketika membangun personal branding goals, Anda harus melihat bagaiamana orang yang Anda gemari menampilkan diri mereka secara online. Hal ini termasuk pelajari bagaimana ia menyampaikan idenya melalui tulisannya, videonya, hingga fotonya.

2. Lakukan Riset Personal Branding

Pertanyaan selanjutnya adalah, “bagaimana Anda ingin dikenal oleh orang lain?”

Apakah Anda ingin dikenal sebagai orang yang pintar tapi membosankan? Cerdas dan humoris? Stylish dan humoris? Bagaimana Anda ingin bisa diingat oleh orang lain?

Anda harus benar-benar melakukan riset yang mendalam untuk memahami unique selling point atau hal-hal apa yang bisa membedakan diri Anda dari influencer lain.

Yang terpenting dalam hal ini adalah menemukan sesuatu yang Anda bisa atau telah kuasai dan orang lain tidak atau belum. Kemudian, jadikan itu sebagai “superpower”, latih terus menerus, dan jadikan itu ceruk atau niche Anda.

Selanjutnya, jadilah ahli di niche Anda dan selalu berorientasi pada growth, yang berarti tidak berhenti belajar meskipun Anda telah menemukan niche Anda.

3. Tentukan Personal Brand Anda

Setelah menentukan tujuan dan melakukan riset tentang personal branding, Anda baru bisa melangkah dengan mantap ke tahap menentukan personal brand.

Anda bertanya, “bagaimana saya bisa yakin untuk pada akhirnya menentukan personal branding?”

Apapun yang Anda lakukan; menulis, mendesain, fotografi, dan lain sebagaianya, selalu ada ratusan hingga ribuan orang lainnya di luar sana yang melakukan hal yang sama.

Lalu, bagaimana Anda bisa “memenangkan” persaingan di antara mereka?

Penulis, desainer, dan fotografer mungkin sama-sama menulis, mendesain, dan mengambil foto. Namun, Anda bisa menjadi beda di antara ratusan atau ribuan orang lainnya dengan Bagaimana dan Mengapa Anda melakukan pekerjaan tersebut.

Personal brand Anda adalah keunikan yang Anda punya sejak dulu atau baru Anda temukan/ciptakan setelah membaca tulisan ini.

Seth Godin, penulis dan ahli marketing dunia, pernah mengatakan, “Orang tidak membeli barang atau layanan. Melainkan, mereka membeli hubungan, cerita, dan keajaiban.”

Benarkah?

Secara ilmiah telah terbukti melalui sebuah riset yang dilakukan oleh Nielsen, 83% responden lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga daripada perusahaan pemilik brand itu sendiri.

Temukan keunikan Anda dengan menjawab pertanyaan Bagaimana dan/atau Mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, posisikan diri Anda di antara teman atau audiens Anda.

Ketika Anda telah menemukan jawaban dari itu semua, maka Anda telah menentukan personal brand secara benar.

4. Buat Konten yang Otentik dan Bernilai

Menemukan keunikan diri saja tidak cukup.

Setelah itu, Anda harus melangkah lebih jauh dengan “memasarkan” personal brand yang telah Anda tentukan di langkah sebelumnya.

“Bagaiman caranya?” Anda bertanya.

Konten, tentu saja. Komunikasikan dan pasarkan semua nilai dari personal brand Anda melalui konten-konten yang berkualitas.

Tulisan, video, presentasi, foto, dan berbagai macam konten akan berhasil memasarkan personal brand Anda hanya ketika konten tersebut otentik dan bernilai bagi audiens Anda.

Content marketing adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi oleh brand manapun. Termasuk Anda.

Blog merupakan yang bagus untuk membangun personal brand melalui konten. Selain itu, Anda harus memiliki strategi dalam membuat konten termasuk membuat variasi konten melalui video, tulisan, ebook, foto, infografik, presentasi, dan masih banyak lagi.

Baca: Cara Membuat Blog Dalam 5 Langkah (Bagi Pemula)

Jangan menjadi orang lain. Jadilah Anda yang otentik karena audiens bukan mengharapkan Anda menjaga imej secara sempurna di dunia digital.

Audiens mencari koneksi emosional dengan Anda melalui konten yang mengandung nilai-nilai personal brand Anda.

Anda mungkin seorang desainer yang berjuang melawan depresi, rundungan, perdebatan orientasi seksual dan hal manusiawi lainnya. Memiliki personal brand bukan berarti memiliki hidup yang selalu manis ceritanya.

Kembangkanlah personal brand tapi janganlah berhenti menjadi manusia karena dengan menjadi manusia, orang akan lebih mengetahui, menyukai, dan mempercayai Anda.

5. Konsisten

Konsistensi adalah kata kunci dalam membangun personal brand.

Dengan mempraktikan konsistensi maka Anda telah membuktikan kalau Anda pantang menyerah dan dipastikan Anda akan memetik buahnya.

Akamine Yukio adalah salah satu contoh personal brand paling konsisten yang bisa Anda temukan di Instagram. Dengan konsistensinya, kini media yang relevan di industrinya melabeli Akamine sebagai ikon style pria dari Jepang. Ia sangat sukses dalam melakukan social media marketing dalam konteks personal branding.

personal branding

Dan, dari Akamine kita bisa melihat bahwa umur bukanlah halangan untuk memiliki personal brand yang kuat. Konsistensi adalah tantangannya.

6. Fokus Pada Niche Anda

Memang benar jika Anda berpikir bahwa, “kita tidak akan bisa membangun sebuah brand tanpa audiens.”

Tidak ada yang salah dari pernyataan itu. Yang salah adalah ketika mencoba sangat keras untuk membuat semua orang tertarik kepada personal brand Anda.

Hal tersebut bukanlah dan jangan pernah menjadi orientasi ketika membangun personal brand Anda.

Apa yang harus dilakukan?

Fokuslah pada niche Anda yang telah dibahas di atas, dan berusahalah untuk hanya menarik mereka yang memilki pemikiran yang sama di setiap konten yang Anda tawarkan.

Bangunlah sebuah komunitas di media sosial yang platform-nya sesuai dengan personal brand yang ingin Anda bangun. LinkedIn, misalnya, bagus untuk membangun jejaring profesional, dan Twitter bagus untuk mempromosikan konten-konten yang orisinal.

Fokuslah untuk memancing ikan di kolam yang benar dengan umpan yang berkualitas.

7. Investasi Untuk Personal Branding

Kini Anda telah memiliki konsep besar mengenai personal branding, dan hal itu merupakan aspek strategis yang bagus.

Akan tetapi, terkadang, tidak semua orang adalah desainer, penulis, fotografer, atau web developer yang baik.

Melakukan investasi dalam personal branding bukanlah hal yang tabu dan tidak selalu harus mahal. Platform seperti Sribulancer menyediakan banyak freelance copywriter, web designer, developer, photographer, atau designer dengan portfolio yang menjanjikan untuk membantu mengembangkan personal branding seseorang.